Berbeda dengan tanaman yang dapat mengambil enersi dari proses fotosintesis maka khamir memperoleh enersinya melalui oksidasi senyawa-senyawa kimia yang disebut Kemotrof.Â
Perbedaan jenis gula sukrosa, glukosa dan fruktosa sangat berpengaruh terhadap proses fermentasi.Â
Misalnya sukrosa tidak dapat langsung dapat dikonsumsi sebagai substrat oleh sel  sebelum terlebih dulu diinversi menjadi gula invert oleh enzim invertase yang dihasilkan secara eksternal oleh Saccharomyces sp.Â
Beberapa mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik dalam medium garam mineral sederhana.Â
Tetapi untuk khamir disamping garam mineral juga dibutuhkan senyawa-senyawa biokimia spesifik karena khamir tidak mampu mensintesa seluruh komponen biokimianya seperti vitamin dan asam amino.
Teknologi Fermentasi Bioetanol
Pabrik pabrik bioetanol di Indonesia sebagian besar masih mempergunakan teknologi proses yang konvensional.Â
Pada proses konvensional ini, fermentasi bioetanol dilakukan dalam sejumlah fermenter yang disusun secara batch.Â
Proses ini memerlukan lahan yang luas untuk menempatkan sejumlah fermenter tersebut. Dengan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk proses fermentasi antara 30 -- 70 jam.Â
Selain itu teknologi lain yang juga dapat digunakan dalam fermentasi bioetanol adalah proses Usines de Melle yaitu suatu sistem fermentasi yang memiliki tahapan pemisahan mikroorganisme (khamir) sebelum menuju tahap lanjut proses destilasi.Â
Sel khamir yang dipisahkan tersebut dapat dipergunakan dalam proses fermentasi berikutnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi.Â