Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Injakkan Kakimu di Bumi

7 Agustus 2019   16:03 Diperbarui: 11 Agustus 2019   16:46 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah semua pertanyaan dapat aku jawab dengan meyakinkan. Hampir dua jam waktu yang dipakai untuk ujian itu namun selama itu lebih banyak habis karena kami terlibat diskusi begitu asyik tentang satu topik tertentu. Oleh karena itu waktu dua jam itu tidak terasa. Ujianpun usai dan ketika aku berdiri di pintu keluar ruang ujian itu dengan wajah cerah, aku mengucapkan: "Alhamdulillah." 

Aini menghampiriku sambil menjabat tanganku. Aini memandangku dengan senyum kedamaiannya dan matanya yang indah itu seolah menambah kesejukan meresap dalam hatiku. Sementara itu Alan menjabat tanganku dengan erat sambil memelukku.

Rasanya beban berat itu telah aku jatuhkan dan aku campakkan jauh-jauh berganti dengan kelegaan dan kegembiraan. Aku punya feeling skripsiku nilainya A. Mengapa tidak? Semua pertanyaan Penguji dapat aku jawab dengan sangat meyakinkan.

Esoknya giliran Aini menempuh ujian. Aku dan Alan seperti biasa hadir untuk memberikan   semangat. Aini masuk Ruang Ujian pukul 8.00 tadi dan sekarang sudah hampir 2 jam berlalu masih belum ada tanda-tanda ujian selesai.

Bahkan 3 jam sudah berlalu. Ngapain saja mereka. Beberapa saat kemudian Aini muncul di depan pintu keluar Ruang Ujian.  Wajahnya berseri dan senyumnya semakin manis sehingga membuat gadis ini bertambah cantik saja. Kami menyalami dan mengucapkan selamat.

"Aini! Ujianmu hampir tiga jam seperempat lama sekali ya setelah aku pikir-pikir oh pantas saja Dosen Pengujinya betah menguji kamu karena kamu memang cantik sampai sampai para Dosen Penguji itu lupa waktu!" Suara Alan mulai menggoda.

Seperti biasa Aini yang digoda dengan tenangnya tersenyum sambil berkata: "Salah sendiri kenapa gadis cantik seperti aku, skripsinya harus diuji padahal sudah jelas skripsiku bermutu tinggi dan salahnya lagi sudah bermutu tinggi yang nulis juga gadis cantik. Jadi harusnya enggak usah diuji tapi langsung diluluskan saja, " kata Aini sambil tertawa kecil. 

Mendengar jawaban Aini, Alan cuma tersenyum sambil hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal. Sementara aku tertawa bersama Aini.

"Oh ya kalian nanti malam ba'da Isya aku undang ke rumah ada acara syukuran," kata Aini.  Aku dan Alan mencoba menebak ada acara apa dibalik syukuran tersebut.

"Syukuran apa dulu Ain?" Alan bertanya namun nampaknya ini kesempatan dia mulai menggoda Aini lagi.

"Tentu saja syukuran keberhasilan kita ini menyelesaikan ujian skripsi dengan lancar dong," jawab Aini singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun