"Aini, sahabatmu selalu ada untuk membantumu agar hatimu bisa terbuka lagi untuk orang lain" kataku berusaha untuk memancing. Apakah Aini akan tersenyum mendengar kata-kata  ajaibku yaitu "sahabat". Ternyata berhasil. Kulihat wajahnya kembali merona cerah memancarkan optimis yang menggembirakanku. "Sahabat" adalah kata kuncinya.
"Terima kasih Hensa," kata Aini tersenyum lembut "Hampir saja aku lupa ternyata di sampingku ini selalu ada sahabat setiaku yang tidak pernah membuatku kesepian. Beruntunglah Aini Mardiyah memiliki sahabat seorang Hensa"
Aku menyambut senyum Aini dengan perasaan campur aduk. Senang, kecewa, galau, gundah pokoknya macam-macam. Senyum manis itu menyisakan teka teki. Aku memang hanya sebagai sahabat setianya. Ya hanya sahabat. Aini. Aini. Aini. Begitu susahnya menebak hatimu. Â
Â
Bandung 22 Â November 2015Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H