Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hari Pernikahan Itu

3 Agustus 2019   21:26 Diperbarui: 3 Agustus 2019   22:10 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa yang kangen? Ya pasti dong," kata Aini dengan wajah memerah jambu tanda rasa malu. Cantik sekali aku melihat wajah Aini saat merona merah jambu menahan rasa malu.

"Sudahlah Hensa. Ayo selesaikan pekerjaan analisa hari ini, " seru Aini sambil bergegas membawa sampel-sampel menuju ruangan Instrumen Analisa. 

Aku hanya tertawa melihat Aini salah tingkah. Melihat aku tertawa masih sempat Aini melempar pandangan mendelik sambil bibirnya pura-pura cemberut.   

Sementara itu di luar awan mulai membuat kota Bogor menjadi gelap dan hujan sudah mulai turun deras. Hingga pekerjaan analisa di laboratorium usaipun hujan masih belum reda. 

Aini menawarkan agar aku pulang bersamanya menggunakan mobilnya dan motorku dititipkan saja di parkiran kampus, namun aku lebih baik menunggu hujan reda. Aini akhirnya meninggalkanku sendirian di laboratorium yang sudah mulai sepi.

Hujan baru reda sehabis adzan Isya berkumandang. Aku baru meninggalkan laboratorium setelah selesai sholat Isya. Sebenarnya saat aku keluar dari tempat parkir motor masih ada gerimis tersisa namun aku meneruskan niatku untuk pulang apalagi perut sudah mulai lapar. 

Seperti biasa aku mampir di sebuah warung makan di komplek Ruko itu. Pengunjungnya malam itu cukup ramai juga mungkin karena hujan sehingga banyak diantara mereka yang masih tertahan di warung itu. 

Tapi sebenarnya warung itu cukup ramai karena masakannya cukup enak dan harganya terjangkau untuk kalangan mahasiswa.

Mengambil tempat duduk yang langsung berhadapan dengan Televisi yang sedang menyiarkan talk show tentang topik perseteruan KPK vs Polri. 

Ah tidak begitu menarik dialog mereka para pengamat itu sungguh sangat membosankan. Akhirnya akupun asyik melahap santap malam pesananku. 

Sesekali saja mataku menikmati acara televisi itu bukan karena menarik topiknya tapi menarik karena pembawa acaranya yang wajahnya cantik agak mirip mirip Erika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun