Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hari Pernikahan Itu

3 Agustus 2019   21:26 Diperbarui: 3 Agustus 2019   22:10 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gelombang tinggi (Foto Philip Stephen/Satumaluku.id) 

"Hensa! Ini aku datang siap jadi asisten laboratorium penelitianmu," suara Aini memecah kesunyian laboratorium sambil menghampiriku. Aku tersenyum menyambut Aini.

"Hai calon mempelai masih berani berkeliaran. Seharusnya kamu dipingit tidak boleh keluar kamar!" kataku berseloroh. 

Memang Aini setelah resmi menerima khitbah, bulan depan akan segera melangsungkan pernikahannya dengan Iqbal.

"Sekarang sudah bukan zamannya lagi pingit-pingitan!" suara Aini protes.  Aku hanya tertawa mendengar protes gadis cantik ini.

"Masih banyak sampelnya?" tanya Aini.

"Lumayan banyak Aini. Terutama sampel untuk analisis protein masih harus preparasi dulu" kataku.

"Siap Bos !" kata Aini sambil mengenakan jas laboratorium lalu menuju meja tempat preparasi sampel. Aku hanya tertawa melihat tingkah Aini.

Sejak acara khitbah Aini pada Ahad dua pekan yang lalu itu, aku sudah mampu lagi berpijak dalam dunia nyata bukan lagi dunia awang-awang. Aku sudah bisa dan mampu  memposisikan hatiku hanya sebagai sahabat Aini. 

Padahal sejak berpisah dengan Erika, gadis ini adalah sahabat pada saat kapan saja aku membutuhkan ketenangan. Ya Aini Mardiyah adalah sahabat yang istimewa dalam hidupku. 

Lebih istimewa lagi karena Aini adalah sahabat dekat Erika Amelia Mawardini. Aini selalu ada di sisiku saat keterpurukkanku. Dialah gadis yang berhasil membuatku selalu berusaha melihat ke depan. 

Hampir saja aku mulai berfikir bahwa Aini adalah calon teman hidupku yang mampu menggantikan Erika. Saat itu banyak rindu-rindu yang tak jelas menghampiriku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun