Mendengar itu kembali ingatanku kepada sepatu yang dikenakan Bapak Hang. Sesaat dengan tergesa kubuka laptop, segera kuputar ulang rekaman CCTV saat Bapak Hang melakukan aksi pencurian berlian itu.
Bos Udin turut menyaksikan. Lalu aku menjelaskan.
“Coba kau lihat sepatu Bapak Hang.”
Bos Udin mengangguk.
“Bukankah sepatu Bapak Hang persis seperti sepatu yang kau kenakan,” gumamku.
“Hampir mirip. Tapi teknologi sepatu yang digunakan Bapak Hang lebih canggih lagi. Harganya sekitar 17 juta. Seri terbaru.”
“Kau ingat tempo itu, sopir Bapak Hang mengatakan, salah satu sisi dari sepatu itu ada yang tak berfungsi fiturnya.”
Bos Udin mengangguk.
“Begini. Boleh aku pinjam sepatumu?” pintaku kepada Bos Udin.
Sesaat ia melepas sepatu yang katanya canggih itu kemudian memberikannya padaku. Dan aku langsung memakainya dan berusaha merasakan apa nikmatnya sepatu canggih ini.
Aku bisa merasakan sepatu ini empuk di kaki. Bahkan dengan sol yang begitu tebal di bagian belakang tetap saja sepatu ini nyaman sekali di tumitku. Sesaat aku duduk dan melepas satu sisi sepatu ini. Lalu aku tunjukan kepada Bos Udin.