Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Berlian Biru

3 Februari 2025   08:54 Diperbarui: 3 Februari 2025   08:54 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku pikir kasus ini selesai, Bapak Hang baru saja mengakui kesalahannya dan menyerahkan berlian itu,” ujarku serak.

“Bagaimana mungkin, orang yang sudah mati, dan belum pernah kau jumpai, tiba-tiba saja hadir di dalam mimpimu,” ucap Bos Udin mengusap keringat dengan handuk kecil melingkar di lehernya.

“Durasi kita tinggal hari ini. Dan aku harus mengatakan pada Koh Djaja, berlian itu belum juga ditemukan,” lanjut Bos Udin pasrah.

“Sebentar,” sergahku.

Saat pertama aku menerima isi rekaman CCTV yang terpasang di setiap sudut rumah Koh Djaja. Yang kudapat hanya sebuah pemandangan pelaku yang berpakaian kaos hitam berkerah dan bercelana jeans komplit menggunakan sepatu sport. Lalu dengan enteng memasukan berlian itu ke dalam saku celana yang ia kenakan.

Setelah itu pelaku langsung menuju mobil pribadinya dan memacu dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan hebat menabrak tiang listrik.

Aku pikir kasus ini akan selesai cukup 5 hari, beres. Namun, kenyataan berkata lain, tak seperti apa yang terlintas di batok kepalaku.

“Aku sudah minta pihak bengkel dealer, untuk bongkar total onderdil mobil milik Bapak Hang. Siapa tahu berlian terpental lalu terselip di sela-sela mesin. Tapi tetap saja, aku tak menemukan berlian itu. Malah yang kudapat hanya sebuah lem perekat kain yang kubawa ke kantor,” ujarku lelah dan merebahkan tubuh di sofa panjang lantai 2 kantor swasta Biro Agen Rahasia milik kami.

Aku memang tak segiat Bos Udin yang setiap pagi menyisihkan waktu untuk berolah raga. Sesaat pandanganku mengarah ke arah kakinya.

“Kau beli juga akhirnya. 12 juta melayang hanya untuk sebuah alas kaki.”

“Eh! Jangan salah, sepatu ini dilengkapi teknologi super canggih. Aku bisa tahu denyut nadiku, berat badanku, kadar air dalam tubuhku, dan yang paling termutakhir dilengkapi sistem pelacak. Jadi sudah dipastikan ini sepatu, anti maling,” ujar Bos Udin bangga lengkap menjelaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun