Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pusaran Iblis

11 Januari 2025   09:41 Diperbarui: 11 Januari 2025   11:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak apa, tak ada apa-apa!" ujarnya tergesa sembari menarik satu batang rokok dan memantiknya lagi.

"Tak perlu ada persembahan! Percayalah," sergahku menangkap bercak merah pekat di bungkus rokok mild milik Bondan.

Setelah pertemuan malam itu, pagi-pagi sekali Tino menemuiku. Ia memberiku satu foto yang katanya bisa jadi suatu saat berguna.

"Apa kau yakin menemui iblis keparat itu?" tanya Tino mendekat ke telingaku.

"Aku sendiri tak yakin. Tapi kawanmu itu sepertinya sudah masuk dalam pusarannya."

"Maksudmu, sebuah perjanjian?"

"Semoga saja dugaanku salah. Aku menemukan darah cemani!"

"Mampus sudah!" gumam Tino sembari menepuk jidat.

Sekira jam tiga menjelang sore, telepon genggamku berdering. Aku kira itu Bondan sebab sebelum berangkat ke kontrakan baru miliknya ia berjanji menemuiku terlebih dulu. Akan tetapi, yang datang di layar justru Toni dengan suara tergesa memberi kabar. Sejak jam 11 siang Bondan tidak terlihat di ruang kerja lagi.

Seketika aku menghubungi Bondan. 5 kali aku menghubunginya hanya tampak tulisan berdering. Aku coba berpikir sejenak. Kupejamkan mata. Pikiranku melayang dan berhenti di bercak merah yang sempat kusaksikan dibungkus rokok Bondan malam itu.

"Aih, sudah kukatakan jangan ikuti keinginannya, bangsat!" keluhku, bergegas menuju kontrakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun