"Kuk!!! Woe... Mau apa enggak?" teriak saya kesal.
Mangkuk terkejut. "Apa... tadi apa..."
"Dobol! Kopi Bol-Dobol?"Â
"Wooo... Kalau itu ya jelas lo, masak pake tanyak, goblok!"Â
Resi tertawa dan menggeleng. Saya katakan pada Resi, jangan terkejut. Itu bagian ungkapan kasih sayang. Tapi kata Resi enggak apa-apa sudah terbiasa. "Cocok!" balas saya waktu itu.
"Mas Sendok kok betah di kampus ya?" tanya Resi kalem.
"Jarang-jarang Sendok mau ke kampus. Kalau ada maunya ya begitu biasanya!" sahut Mangkuk sambil tiduran memegang buku.
Tidak lama berselang Sendok datang. Resi mendekat dan membantu kresek hitam yang dibawa Sendok. Mangkuk masih terlihat baca buku sambil tidur-tiduran. Saat dibuka aneka rupa isi kresek hitam itu, ada chiki, taro, beng-beng, indomie, energen, kacang garuda, ubi cilembu, puhung Keju, dan kopi sasetan.
"Banyak sekali ini?" ujar Resi geleng-geleng. Saya membantu menata.Â
Sesaat Sendok menatap Mangkuk. "Woe, Goblok..." teriak Sendok, melanjutkan. "Manusia model piye... Kerjanya cuma tidur-tiduran..."
Mangkuk merespon dengan mengangkat buku yang dipegang. Tanda kalau dia sedang sibuk menyelami buku barunya.