Sik..bentar..bentar..tenang...
Restu Bapaknya hanya memberikan untuk ke ITN Malang, bukan Gadjah Mada, yang menjadi target Paijo kala itu. Sejarah singkatnya aku ingat-ingat lupa, jadi takut salah kaprah, mending skip semua aja.
Dari cerita singkat di atas, aku yakin bagi yang sudah mengikuti catatan cerpenku dari "Pasukan Mobat-mabit" tentu sudah bisa tahu, alasanku kenapa memilih UKM LDI.
Ya, tak lain dan tak bukan karena si Paijo ini memiliki kecerdasan tingkat dewa untuk komputer. Sejak masih duduk di bangku SD kelas 3 kurang lebih 10 tahun usianya dari tahun kelahiran 1980, sudah bisa service komputer saat masih menggunakan disket sebesar gajah, belum lagi ilmunya di bidang pemrograman. Bapaknya ahli di bidang itu.
Aku yang lahir di tahun 1985, tentu masih menangi disket kecil. Kalau yang lahir tahun 1995, sudah nggak kenal. Kenalnya Flashdisk.
Ilmu Paijo ini yang aku sampai ngemis-ngemis saat itu, aku perlu teknik dasar-dasarnya agar tak sia-sia masuk kandang macan.
Oh ya, lupa...
Judulnya kok "Catatan Manis dari Pluralisme," nggak sinkron blas sama isinya.
Begini...
Selama aku mengenyam bangku pendidikan dasar komputer di UKM LDI. Paijo yang mendidikku dengan "Susah Payah", mengenalkanku ilmu-ilmu dasar dan pemrograman.
Sehingga mampu mengantarkan pada sebuah kehidupan di tanah Kanjeng Sunan Giri, aku datang ke Gresik hanya bermodal keahlian dari UKM LDI yang ditanamkan Paijo. Sehingga mampu berkembang di bidang gambar arsitektur dan mechanical engineering autocad. Sedang aku sejatinya jurusan elektronika. heeemm...nggak masuk.
Buah manis pluralisme itu yang aku petik dari UKM LDI, kini betul-betul kurasakan, hingga mampu mencukupi kehidupan keluargaku.