Mohon tunggu...
Heno Bharata
Heno Bharata Mohon Tunggu... -

Berusaha Hidup Sebaik Mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang Bukan Segalanya (Catatan Kecil Atas Kesetiaan Steven Gerrard)

5 Januari 2015   04:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Niat SG membawa LFC juara liga tak pernah kesampaian. Ia hanya merasakan 3 kali nyaris menjadi juara dan hanya menjadi juara 2 yakni musim 1998/1999, 2007-2008 (koreksi saya bila keliru) dan 2013-2014. Tapi SG juga memberi prestasi lain bagi LFC.

Seperti "sendirian" ia memberi gelar Piala FA, Piala Liga, Community Shield, Piala Super Eropa, serta yang paling terkenal adalah juara Liga Champion di Istambul Turki pada 25 Mei 2005 dan dikenal dengan sebutan "The Miracle of Istambul".

Ia setia, benar-benar setia pada The Reds. Namun, usianya tak lagi muda. Di era sepakbola yang begitu pragmatis dan mementingkan kemenangan dan juara secara instans, keberadaan dan kesetiaan SG justru menjadi "dilema" bagi pelatih Brendan Rodgers dan manajemen klub yang dipimpin sang owner Jhon W Henry. Baik platih maupun manajemen bingung bagaimana cara "mengusir" sang ikon klub ini.

Akhirnya diambil langkah halus namun menyakitkan, yakni tak memberikan secara sungguh-sungguh perpanjangan kontrak serta membatasi waktu bermain bagi SG. Ini ibarat vonis mematikan bagi SG. Loyalitasnya tak berujung happy ending dalam karirnya di LFC. Ia tahu kalau ia diminta keluar dari pintu Anfield. Ia yang seharusnya bisa pensiun seperti rekannya Jamie Carragher, ternyata sebaliknya.

Ia tahu ia harus pergi. Tapi demi kecintaannya pada LFC, ia tak mau ada di klub mana pun di Eropa. Sebab, itu memungkin ia suatu saat bertemu LFC. ia benar-benar setia walau mendapatkan kenyataan "ditendang keluar" dari kamp pelatihan Melwood dan stadion Anfield pada aakhir musim 2014-2015.

Tapi, kesetiaan SG tetap layak dikenang. Kapitalisme dan industri yang ada di sepakbola ternyata tak mampu mengalahkan kesetiaan Steven George Gerrard (juga Jamie Carragher, dan mungkin juga bagi Francesco Totti di AS Roma). Terimakasih, Kapten SG, engkau layak dicontoh dan dikenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun