sekarat. Penjualan diri sang pemain yang bernilai mahal mungkin akan menyehatkan keuangan klub.
Perpindahan striker Gabriel Batistuta dari Fiorentina ke AS Roma di Liga Italia pada awal musim 2000
adalah salahsatu contoh itu. Manajemen dan suporter klub tentu akan terharu dengan pengorbanan sang
pemain kesayangan mereka itu.
Tapi kebanyakan transfer yang terjadi memang bermotifkan uang dan kegelimangan trofi, apalagi bila sang agen pemain turut mengipasi proses transfer itu. Kesetiaan bisa hilang ditelan deru transfer uang.
Lihatlah yang terjadi pada Michael Owen, sang pemain kesayangan Liverpool FC yang pindah ke Real
Madrid, lalu Newcastle United, Manchester United, lalu terpuruk di Stoke City, Ronaldo (Sporting Lisbon
/Manchester United), Zinedine Zidanne (Bourdeux/Juventus/Real Madrid), Ronaldo da Lima (PSV
Eindhoven/Intermilan/Barcelona/Real Madrid), Luis Figo (Barcelona/Real Madrid), dan lainnya.
Bisa dipastikan mereka yang penulis sebut berada dalam kondisi gelimang harta dan prestasi. Mereka
berada di tim yang bisa membeli pemain terbaik di seluruh dunia, sehingga "tak terlalu rumit" untuk menjadi