Faik merangkul bahu istrinya dan mereka berjalan menuju dapur.
Sementara istrinya memanaskan masakan dan menyiapkan piring, Faik mengambil vas bunga kaca bening berbentuk oval dari rak di sudut dapur. Lalu memindahkan seikat melati ke dalam vas bunga dan mengisi air setinggi  dua pertiga vas.
Meja makan terlihat indah dihiasi vas bunga berisi seikat melati. Lisa tersenyum bahagia. Faik melemparkan lirikan menggoda sambil  menikmati makanannya.
"Aku mandi dulu ya." Faik mengecup kening istrinya, kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Lisa merebahkan diri di tempat tidur dan menunggu suaminya selesai. Rasa kantuk yang hebat tidak bisa ditahannya. Lisa pulas.
* * *
"Teruskan saja tidurmu, Darling." Faik berbisik.
Lisa terbangun dan mendapati suaminya sedang mencium keningnya. Matanya melirik jam di meja samping tempat tidur, pukul 3.13 dinihari. Lisa mengucek matanya, memastikan penglihatannya.
Faik duduk di pinggir tempat tidur melihat Lisa yang sedikit kebingungan. Sweter biru dongker masih dipakainya. Lisa tau betul, Faik suka menggunakan sweter ini jika terbang sebagai penghangat badan saat berada di pesawat yang selalu dingin.
Sweter kesayangan suaminya karena ini adalah hadiah yang diberikan Lisa saat mereka baru saja meresmikan hubungan mereka sebagai pacar.
"Maaf, aku membangunkanmu. Pesawat tertunda beberapa jam tadi, makanya aku telat sampe rumah." Faik memeluk Lisa yang sekarang duduk di sampingnya