Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Hati yang Tertinggal di Den Haag

13 Maret 2022   03:15 Diperbarui: 13 Maret 2022   17:07 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepotong hati yang tertinggal di Den Haag | foto: pixabay/RobVanDerMeijden—

Refleks kurogoh saku mantelku. Kartu kamarku masih ada ada di dalamnya. "Oh, itu bukan punyaku," ucapku sambil menunjukkan kartu yang kuambil dari saku mantel. 

"Pasti seseorang telah kehilangan kartunya. Well, lebih baik aku serahkan saja ke resepsionis hotel." Pria itu berkata dengan suara pelan.

"Sepertinya kita menginap di hotel yang sama ya." Pria itu berucap dan berjalan menjajari langkahku. 

"Sepertinya begitu," ujarku menoleh. Kami berdiri di trotoar sambil menunggu lampu penyeberang jalan berwarna hijau. Ah, mata birunya ikut tersenyum bersama senyum tipis dari bibirnya.

"Olivier." 

"Oh, hmm. Aku, Fiona," ujarku sambil menyambut uluran tangannya.

"Nice to meet you, Fiona." Olivier menggenggam tanganku agak lama. Sepertinya dia tau aku terlihat gugup. Dia tersenyum menatapku, dengan mata birunya yang lagi-lagi ikut tersenyum.

Apa dia melihat wajahku memerah? Ah, ini kelemahanku. Orang bisa cepat membaca perubahan wajahku.

"Sebentar, aku kembalikan kartu ini." Olivier bergegas menuju meja resepsionis. Sekejap kemudian dia kembali berdiri di depanku.

"Sebetulnya aku ingin mengajakmu makan malam, tapi aku harus pergi makan bersama kolega. Bagaimana kalau besok pagi kita ketemu saat sarapan saja?" Olivier menatapku. Matanya memohon jawabanku.

"Lebih baik begitu. Tadi siang, aku makan agak terlambat dan sekarang ingin tidur." Ucapanku membuat Olivier tertawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun