Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Hati yang Tertinggal di Den Haag

13 Maret 2022   03:15 Diperbarui: 13 Maret 2022   17:07 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepotong hati yang tertinggal di Den Haag | foto: pixabay/RobVanDerMeijden—

Sebetulnya perutku saat ini tidak menentu, kembung dan perih. Mungkin makan siang terlambat membuat perutku tidak nyaman. Selain itu, hari ini aku merasa capek sekali. Bisa jadi hawa dingin mempengaruhi dan terjebak macet selama satu jam di perjalan menuju kota ini.

"Fiona, boleh aku tau nomor ponselmu?" 

Kusebutkan nomorku. Olivier memasukkan nomorku. 

Ponselku berdering. Kuambil ponselku dari dalam tas.

"Itu nomorku. Tolong disimpan ya." Olivier berkata jenaka, tetapi terdengar sungguh-sungguh penuh harap.

"Italia?" Tanyaku pada Olivier setelah kulihat kode negara yang tertera di ponselku.

"Yes. Aku akan ceritakan besok." Jawabnya.

Aku hanya mengangguk menanggapi ucapannya, kemudian pamit menuju lift di seberang kami berdiri. "Have fun. See you tomorrow," ujarku.

"Thanks. Good night."

* * *

Sapuan hangat sinar matahari dari balik gorden membangunkanku. Kuraih ponsel di meja samping tempat tidur. Pukul 8 lewat 15 menit. Ya, Tuhan! Aku tidur terlalu lama, setelah terbangun beberapa kali tengah malam hingga dinihari tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun