Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

5 Tips agar Liburan dengan Anak Remaja Menyenangkan

26 Desember 2021   23:14 Diperbarui: 30 Desember 2021   22:52 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips agar liburan bersama anak remaja menyenangkan| Foto: Freepik/pressfoto—

"Berapa lama kita liburan, Ma?" Putri saya bertanya saat kami merencanakan liburan musim panas lalu.

"Cuma beberapa hari aja. Kenapa? Kamu ada rencana lain?"

"Iya, mau kumpul sama teman-teman." Anak saya menjawab.

Saat anak masih kecil cukup orang tua yang memilih dan menentukan ke mana dan hotel yang mana. 

Hotel dan tempat wisata yang nyaman dan kids-friendly sudah cukup membuat mereka bersenang-senang dan bahagia. 

Seiring berjalannya waktu, merencanakan liburan bersama anak remaja tidak lagi segampang sebelumnya. 

Anak-anak semakin tumbuh, memasuki usia 12 tahun mereka perlahan meninggalkan dunia anak-anak dan memasuki masa remaja. 

Pada masa pubertas ini orang tua harus lebih banyak memberi pengertian dan menambah kesabaran. Sementara itu, fase ini juga merupakan masa yang sulit bagi anak remaja. 

Di satu sisi mereka masih sangat kuat ketergantungannya pada keluarga, tetapi di sisi lainnya mereka mulai ingin mandiri dan berada di dunia mereka sendiri.

Menanggapi kemauan anak saya yang berada pada fase ini, saya dan suami harus menghargai dan memakluminya. Kami berdua pernah melewati masa-masa ini dengan kenangan yang menyenangkan.

Saat remaja, saya juga seperti itu, lebih memilih jalan-jalan, camping, dan naik gunung bersama teman-teman. Berkumpul dengan teman-teman yang seusia itu lebih keren daripada bersama orang tua.

Tahun ini ajakan liburan ke Spanyol bersama dengan keluarga teman baik untuk melewati malam pergantian tahun di rumah peristirahatannya di salah satu pulau di sana terpaksa kami tolak. 

Kami lebih memilih tinggal di rumah, mengundang tetangga baik, makan malam bersama merayakan pergantian tahun.

Putri kami akan merayakan pergantian tahun berkumpul dengan teman-teman sekelasnya di rumah salah satu rumah temannya, dan akan menginap di sana. Ini telah kami tanyakan pada orang tua teman anak kami. Saya juga tidak akan memberi izin seandainya saya tidak mengenal teman anak dan orang tuanya.

Saya sebagai ibu harus bisa menerimanya. Cepat atau lambat, orang tua harus bisa melepaskan anaknya memasuki kehidupan mereka sendiri. Keterikatan batin adalah hal yang paling penting untuk tetap dijaga.

Rencana liburan bersama untuk main ski saat Winterferien (liburan sekolah saat winter) yang jatuh pada akhir Februari hingga awal Maret tahun depan telah kami bicarakan bersama anak kami dengan mengajak sahabatnya. Keputusan masih menunggu bagaimana situasi pandemi.

Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dipertimbangkan untuk merencanakan liburan bersama anak remaja agar menyenangkan.

1. Libatkan anak merencanakan liburan

Biarkan anak menyampaikan idenya dan aktivitas apa yang akan mereka ingin lakukan saat liburan. Anak-anak akan lebih kooperatif jika pendapat mereka didengar dan diperhitungkan. Selama keinginan yang disampaikan anak realistis dan tidak aneh-aneh, semua bisa dibicarakan.

Terkadang jalan tengah harus diambil agar memuaskan bagi remaja dan orang tua. Kunjungan ke tempat wisata seperti apa sangat penting diperhatikan. Pergi ke museum? Sepertinya ini bukan pilihan baik untuk remaja.  

2. WiFi adalah mutlak

Sebetulnya hampir semua tempat liburan memiliki fasilitas ini. Namun, bukan tidak mungkin masih banyak tempat liburan yang koneksi internet tidak baik, bahkan sama sekali tidak ada, contohnya di pegunungan atau pulau kecil.

Anak remaja saat ini tidak terlepas dari ponsel dan internet. Coba perhatikan jika tiba-tiba koneksi internet di rumah terputus, mereka bisa gelisah, bahkan dunia serasa kiamat. 

Membuat terlalu banyak larangan agar tidak menggunakan ponsel juga bukan keputusan yang baik, malah sebaliknya bisa merusak suasana liburan.

Selfie dan remaja | Foto: Freepik
Selfie dan remaja | Foto: Freepik

3. Waktu santai dan bebas dari orang tua

Anak remaja perlu diberi waktu menikmati kesibukannya sendiri. Biarkan mereka sibuk dengan ponselnya, atau bersantai seharian di pinggir kolam renang (saat musim panas), atau bermalas-malasan, bermain game, menonton melalui gadget ataupun tivi di hotel.

Mereka tidak harus selalu ikut melakukan aktivitas yang dilakukan orangtuanya. Beri pengertian hal apa saja yang boleh mereka lakukan tanpa mengundang bahaya dan melanggar aturan. Ini juga melatih mereka untuk lebih bertanggung jawab dengan kepercayaan yang diberikan.

Sementara anak remaja menikmati waktu santai mereka, orang tua dapat mengisi liburan dengan aktivitas yang mereka sukai. Pastikan jam berapa orang tua akan kembali dan berkumpul lagi di penginapan sesuai waktu yang disepakati.

4. Waktu untuk keluarga

Anak harus diingatkan untuk tidak mengabaikan waktu bersama keluarga. Menikmati waktu bersama keluarga selama liburan adalah hal yang sangat penting. 

Makan bersama, misalnya, ini adalah salah satu waktu yang penting untuk dilakukan. Namun begitu, orang tua harus ingat, remaja membutuhkan waktu tidur yang lebih lama. Jadi, seandainya mereka tidak ingin ikut menikmati sarapan bersama, sebaiknya dibiarkan saja tanpa perlu mendiskusikan hal ini. 

Sepakati juga saat merencanakan liburan, ada waktunya orang tua dan anak melakukan aktivitas bersama, dan di saat lain anak remaja memiliki waktu santai mereka tanpa orang tuanya.

5. Bawa teman

Liburan sekeluarga bagi anak-anak yang memiliki saudara kandung yang usianya tidak terlalu jauh berbeda mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Beda dengan saudara kandung yang usianya terpaut jauh, atau anak tunggal, seperti putri saya.

Pilihan liburan bersama keluarga lain, seperti saudara kandung dari orang tua atau teman dekat yang memiliki anak sebaya bisa menjadi pertimbangan. Alternatif lain mengajak sahabat anak untuk ikut serta dalam liburan keluarga. Mereka bisa menikmati waktu bersama dan menjadikan liburan lebih menyenangkan dan berkesan.

Keluarga adalah tempat untuk kembali 

Zaman berubah, generasi orang tua saat remaja dulu dengan masa remaja yang dialami anak mereka jauh berbeda. Membandingkan masa-masa ini tidak akan ada manfaatnya.

Remaja membutuhkan waktu untuk tidak melakukan aktivitas apa pun. Masa pubertas itu melelahkan mental dan fisik. Oleh karena itu, biarkan anak remaja menikmati dunianya, meskipun terlihat mereka tidak melakukan apa-apa.

Orang tua harus besar hati dan mengerti terhadap kebutuhan anak remaja mereka. Melepaskan anak bukanlah hal yang mudah, tetapi saat anak-anak dewasa nanti mereka akan kembali dekat dengan orang tuanya dan menikmati kembali liburan bersama seperti masa pra remaja.

Selamat liburan!

Catatan:

Saat ini pergi berlibur ke negara lain bisa dilakukan selama tempat itu tidak masuk dalam zona merah. 

Hennie Triana Oberst - DE, 26.12.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun