Saat remaja, saya juga seperti itu, lebih memilih jalan-jalan, camping, dan naik gunung bersama teman-teman. Berkumpul dengan teman-teman yang seusia itu lebih keren daripada bersama orang tua.
Tahun ini ajakan liburan ke Spanyol bersama dengan keluarga teman baik untuk melewati malam pergantian tahun di rumah peristirahatannya di salah satu pulau di sana terpaksa kami tolak.Â
Kami lebih memilih tinggal di rumah, mengundang tetangga baik, makan malam bersama merayakan pergantian tahun.
Putri kami akan merayakan pergantian tahun berkumpul dengan teman-teman sekelasnya di rumah salah satu rumah temannya, dan akan menginap di sana. Ini telah kami tanyakan pada orang tua teman anak kami. Saya juga tidak akan memberi izin seandainya saya tidak mengenal teman anak dan orang tuanya.
Saya sebagai ibu harus bisa menerimanya. Cepat atau lambat, orang tua harus bisa melepaskan anaknya memasuki kehidupan mereka sendiri. Keterikatan batin adalah hal yang paling penting untuk tetap dijaga.
Rencana liburan bersama untuk main ski saat Winterferien (liburan sekolah saat winter) yang jatuh pada akhir Februari hingga awal Maret tahun depan telah kami bicarakan bersama anak kami dengan mengajak sahabatnya. Keputusan masih menunggu bagaimana situasi pandemi.
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dipertimbangkan untuk merencanakan liburan bersama anak remaja agar menyenangkan.
1. Libatkan anak merencanakan liburan
Biarkan anak menyampaikan idenya dan aktivitas apa yang akan mereka ingin lakukan saat liburan. Anak-anak akan lebih kooperatif jika pendapat mereka didengar dan diperhitungkan. Selama keinginan yang disampaikan anak realistis dan tidak aneh-aneh, semua bisa dibicarakan.
Terkadang jalan tengah harus diambil agar memuaskan bagi remaja dan orang tua. Kunjungan ke tempat wisata seperti apa sangat penting diperhatikan. Pergi ke museum? Sepertinya ini bukan pilihan baik untuk remaja. Â
2. WiFi adalah mutlak