Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berhentilah Membenci

29 Januari 2019   05:49 Diperbarui: 6 Juli 2021   16:36 2997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(iii) Rasa benci karena tidak mengerti atau tidak paham.

"Don't hate what you don't understand!" - John Lennon

Apa yang kita tahu belum tentu kita mengerti atau pahami. Seperti ungkapan, "tak kenal, maka tak sayang".

Oleh sebab itu, ada orang yang dibenci karena si pembenci tidak mengenalnya dengan baik. Setelah dekat, barulah menemukan jawaban mengapa dia terlihat seperti itu. Salah kira, yakni mengira dia orangnya begitu, ternyata tidak seperti itu.

Juga, terkadang ada ucapan, perbuatan, dan keputusan yang salah dimengerti. Hal itu menimbulkan rasa tidak suka. Namun, ketika mendapat penjelasan, maka barulah orang mengerti bahwa ia tidak bermaksud seperti yang dimaksud oleh pikiran orang lain.

Baca juga: Ketika Kita Salah Menilai

C. Bahaya Kebencian

1. Hati Berapi - Kegeraman

Hati orang yang memiliki rasa benci adalah hati berapi. Rasa benci itu laksana endapan magma di dalam perut bumi yang oleh daya dorong gas bertekanan tinggi dapat meletuskan sebuah gunung sehingga gunung itu disebut gunung berapi.

Orang yang memiliki rasa benci hatinya selalu panas terhadap hal-hal terkait orang yang dibenci. Geram. Ya. Orang yang memiliki rasa benci sangat geram terhadap orang yang dibenci.

Kegeraman yang siap meletus kapan saja dan di mana saja. Apalagi jika dipanas-panasi. Rasa benci itu harus disiram dengan "air" agar api kebencian yang menggeramkan hati itu padam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun