Tidak sedikit orang memandang dirinya "bersih" dengan mengukur itu dari kesetiaan beribadah, memberi sedekah atau berbagi berkat, berdoa, membaca Kitab Suci, dan hal-hal yang bersifat kesalehan lahiriah semata.
Padahal dosa itu ada di hati, di pikiran, di perkataan, di perilaku, di perbuatan, di sifat, di tabiat, di kesukaan, di kesenangan, dsb. Amati hidup kita sehari-hari. Seperti apa kita.
Di situ akan terlihat, apakah kesetiaan beribadah memberi hasil signifikan terhadap perubahan pola pikir kita, tata kata kita, cara hidup kita, sifat, kebiasaan, dsb.Â
Contohnya. Ada orang yang setiap Ibadah Minggu hadir di gereja, tetapi mulutnya yang suka memaki, tidak berubah. Saya kerap berkata, kalau ada orangtua yang memaki anaknya dengan berkata: "Anjing kamu!", itu berarti orangtuanya lebih dahulu "anjing". Karena, hanya anjing yang melahirkan anjing.
Saking terbiasanya, itu tidak lagi dipandang dosa. Apalagi bila itu umum dilakukan oleh orang banyak. Seperti ada suatu daerah, anak bayi umur belum saja setahun sudah pandai memaki. Karena apa? Tiap hari itu yang didengarnya dari orangtuanya.
Contoh lain. Suara dari seberang telepon: "Halo ... sudah di mana?". Jawab: "Oh, sudah di jalan. Macet nih.". Padahal, mandi pun belum. Itu sudah berbohong.
Lagi, "Saya kemarin telepon tidak diangkat-angkat.". "Oh, iya, maaf, kemarin saya sibuk sekali.". Padahal, tahu dia menelpon, tapi malas angkat. Dilihat-lihat saja. Itu pun sudah berbohong.Â
Berapa banyak kali sudah hal seperti ini kita lakukan? Urusannya terlihat kecil, bukan? Apakah hal ini disadari? Umumnya, tidak. Belum lagi hati yang iri, benci, dendam. Belum lagi kesombongan. Banyak. Hal-hal yang tidak kita sadari, yang kita anggap biasa, padahal sudah dosa.
Karena merasa tidak melakukan dosa yang terlihat besar, maka memandang diri :Â "I am clean". Â Oleh karena itu tidak heran orang dengan mudah sekali menghakimi seseorang yang kedapatan melakukan dosa.
Hal itu bisa kita lihat pada komentar para deterjen medsos. Mereka merepresentasikan kehebatan manusia menghakimi sebuah dosa.
Akan tetapi, seperti yang pernah saya tulis, batu 1 kg dan kapas 1 kg sama-sama 1 kg. Kita menyebut dosa orang lain adalah batu 1 kg, tapi kita tidak sadar bahwa dosa kecil-kecil yang dilihat ringan-ringan saja beratnya juga sudah 1 kg.