"Untuk hal apa? ". Tanyaku heran.Â
"Ra kumohon dengarkan aku juga, biar aku lega, Â sebentar saja", Â pintanya memelas. Â Awalnya aku ingin menolak, tetapi kwatir Ia mengira aku masih sakit hati padanya,akhirnya ku iyakan. Â "Okey kita mau bicara dimanal?", Â tanyaku. "Serambi masjid". Â "Okey". Â Kepalang basah pikirku. Kami cari tempat duduk, di pinggir taman masjid RS, yang kebetulan agak longar walau tak sepi juga sih.Â
"Sambil minum Ra", Â Ia mengulurkan sebotol Oriens Jus. Â "Makasih, " Â Ucapku sambil menerima ulurannya.Â
"Ra sebelumnya ku ucapkan terimakasih, engkau mau datang". Â Ia mengawali pembicaraan. Â "Aku ingin kau tahu, Â apa yang terjadi tak pernah ku inginkan, Â aku mengangap rasaku padamu 30 tahun lalu sebagai karunia, Â yang gagal ku perjuangkan". Â Aku hanya diam dan berusaha tenang. Â "Andai keluargamu tak menolakku dulu, Â aku rela meningalkan keluargaku demi hidup bersamamu, namun Bapakmu menolakku". Â Â "Jadi kau sempat temui, Â Bapakku setelah peristiwa itu? ". Â Â "Ya, Â saat kau dipindahkan sekolah, ku beranikan diri menemui Bapakmu bersama Pamanku". "Sayangnya Bapakmu langsung menolakku", Â lanjutnya. Â Aku menghela napas, Â karena baru ku tahu hal ini, namun tak bearti pula bagiku.Â
"Percayalah padaku, Â rasaku padamu tak pernah berubah". Â Â "Whattt...", Â aku terperanjat. Â "Tenanglah, Â aku tahu diri tak menganggu kehidupanmu, aku akan menyayanggimu dengan caraku sendiri". "Baiklah, cukup ", Â pintaku tegas padanya.Â
Aku tak mengerti permainan takdir apa ini. Â Kau hadir saat telah tak mengingatmu. Â Tak tersisa rasaku untukmu, Â walau kuakui kau orang pertama yang pernah membuka pintu hatiku. Â Aku tak dendam padamu, tak pernah. Â Namun berbagi kasih denganmu sebagai sahabat ataupun keluarga seiman denganmu, aku tak mau. Â Â Karena kau tak mampu berpaling pada yang lain. Â Bila rasamu padaku sebagai pria dan wanita hilang. Â Aku tawarkan hatiku sebagai saudarimu. Â Demi sebuah hati yang mengisi penuh rongga dadaku. Â Akan ku jaga selalu percayanya padaku. Â Namun sebagai hamba yang hina di hadapan-Nya kupanjatkan doa, semoga kau dapatkan takdir baikmu.Â
By Henik. S
Ahad, 19 Desember 2021