Kelima, Benteng Tegar: Bayangkan diri Anda sebagai pohon yang tak tumbang, Â diterpa badai kehidupan. Komponen ini membantu Anda membangun akar spiritual yang kuat, menjadikan Anda tangguh menghadapi berbagai tantangan hidup. Studi jangka panjang yang dilakukan oleh Prof. Tariq Ramadan dari Oxford University (2024) menemukan bahwa individu dengan tingkat resiliensi spiritual tinggi jauh lebih mungkin untuk pulih dari trauma dan kesulitan hidup (Ramadan, 2024).
Komponen ini membantu Anda membangun akar spiritual yang kuat, menjadikan Anda tangguh menghadapi apapun yang hidup lemparkan. Sebuah studi longitudinal yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies oleh Abdullah et al. (2023) menemukan bahwa individu dengan tingkat resiliensi spiritual tinggi 60% lebih mungkin untuk pulih dari trauma dan kesulitan hidup.
IPAP bukan hanya tentang mengatasi masalah mental, tapi tentang mencapai potensi tertinggi Anda sebagai hamba Allah. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Martin Seligman, bapak Psikologi Positif, dalam kuliah terbaru nya di Universitas Al-Azhar (2023), "Integrasi nilai-nilai Islam dengan psikologi positif membuka jalan baru menuju kesejahteraan yang holistik."
Dengan lima pilar ini, Anda tidak hanya akan menemukan ketenangan, tapi juga kebahagiaan yang mengakar dalam iman dan diperkuat oleh ilmu. Seperti yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali dalam "Kimiya-e-Saadat" (The Alchemy of Happiness), dan kini dibuktikan oleh sains modern, kebahagiaan sejati terletak pada keseimbangan antara jiwa, pikiran, dan spiritual. Siap untuk memulai perjalanan menuju versi terbaik diri Anda, didukung oleh kearifan Islam dan bukti ilmiah terkini?.
Pengukuran Kebahagiaan
Berbagai pengukuran kebahagiaan sejati yang terupdate, terangkum dalam tiga alat ukur, yakni :
1. Islamic Character Strengths Inventory (ICSI)
ICSI adalah alat ukur yang dikembangkan untuk mengidentifikasi kekuatan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam. Dr. Nadia Taufik dari Universitas Indonesia (2023) menjelaskan bahwa ICSI terdiri dari 40 pertanyaan yang mengukur 10 kekuatan karakter utama dalam Islam, seperti sabar, syukur, dan tawakkal. Peserta diminta menilai sejauh mana mereka menerapkan sifat-sifat ini dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya dapat membantu individu mengenali potensi diri dan area pengembangan yang selaras dengan ajaran Islam (Taufik, 2023).
2. Muslim Mindfulness Scale (MMS)
MMS adalah skala yang mengukur tingkat kesadaran penuh (mindfulness) dalam konteks Islam. Instrumen ini terdiri dari 20 item yang menilai aspek-aspek seperti kekhusyukan dalam ibadah dan kesadaran akan kehadiran Allah dalam aktivitas sehari-hari. Dr. Ahmad Faiz dari IAIN Surakarta (2024) menyatakan bahwa MMS sangat relevan untuk konteks Indonesia, di mana banyak orang mencari keseimbangan antara spiritualitas dan tuntutan hidup modern (Faiz, 2024).
3. Islamic Spiritual Well-being Assessment (ISWA)