Mohon tunggu...
Hendrik Dwy
Hendrik Dwy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Sebagai topik pembahasan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BAB II - Kajian Literatur

22 Mei 2024   12:13 Diperbarui: 22 Mei 2024   12:23 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mengatur dengan baik segala sesuatu hal yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen sangat penting dalam segala kegiatan agar terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu itu sendiri ataupun kelompok. Manajemen menurut Kamus besar bahasa Indonesia adalah pemanfaatan sumber daya efektif dalam mencapai suatu sasaran. Selain itu, arti lain dari manajemen merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas berjalannya proses perusahaan dan organisasi.

Sumber daya manusia biasa disingkat dengan (SDM), sumber daya manusia merupakan suatu potensi yang dimiliki oleh setiap orang dalam mewujudkan sesuatu impian sebagai makhluk sosial. Setiap aktivitas apapun dan dimanapun pasti ada peran sumber daya manusia termasuk dalam suatu organisasi, semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Sumber daya Manusia menurut KBBI merupakan potensi yang dimiliki manusia yang dapat dikembangkan dan dimaksimalkan untuk proses produksi baik berupa barang ataupun jasa.

Beberapa ahli memberikan penjelasan tentang pengertian Manajemen sumber daya manusia sebagai berikut :

Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut (Samsudin, 2006:22). Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk sumber daya manusia dalam organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien agar mencapai berbagai tujuan diharapkan,

Pengertian Manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2005:10) bahwa ilmu dan seni untuk mengatur hubungan, aktivitas, dan peran tenaga kerja agar menjalankan pekerjaan dan aktivitas secara efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut (Rivai dan Jauvani 2009:1). Manajemen sumber daya manusia merupakan kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanan, dan pengendalian fungsi produksi, pemasaran, maupun kepegawaian dalam pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2007:21), menjelaskan secara singkat fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :

  • Perencanaan (Planning). Merencanakan pekerja dengan efektif dan efisien agar sesuai dengan yang diharapkan dan kebutuhan perusahaan dalam melaksanakan  tujuan.
  • Pengorganisasian (Organizing). Menyusun struktur suatu organisasi dengan mendesain sesuai dengan kebutuhan di organisasi antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pekerja yang dipersiapkan.
  • Pengarahan (Directing). Kegiatan mengarahkan seluruh pekerja untuk dapat bekerjasama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membangun tercapainya impian perusahaan dan karyawan.
  • Pengendalian (Controlling). Kegiatan mengendalikan seluruh pekerja untuk melaksanakan peraturan yang ada di perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.
  • Pengadaan Tenaga Kerja (Procurement). Proses penarikan, rekrutmen, seleksi dan penempatan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di perusahaan.
  • Pengembangan (Development). Proses peningkatan keterampilan teknis, secara teori, secara konsep dan moral karyawan melalui pelatihan yang diberikan oleh perusahaan.
  • Kompensasi (Compensation). Pemberian balas jasa secara langsung (direct), dan secara tidak langsung (indirect), baik berupa uang ataupun berupa barang kepada karyawan sebagai imbalan tanda jasa tenaga dan pikiran yang diberikan kepada perusahaan.
  • Pengintegrasian (Integration). Kegiatan untuk mempersatukan tujuan perusahaan dan kebutuhan karyawan, untuk terciptanya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan satu sama lain.
  • Pemeliharaan (Maintenance). Kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi secara fisik, mental dan loyalitas karyawan agar karyawan bersedia bekerja sama sampai dengan jangka waktu yang disepakati. Pemeliharaan yang baik dilaksanakan sesuai dengan program kesejahteraan yang didasarkan oleh sebagian besar kebutuhan dari karyawan.
  • Kedisiplinan (Discipline). Keinginan, kemauan dan kesadaran untuk menjalankan peraturan yang ada di perusahaan.

2.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

  • Tujuan Organisasional adalah untuk mengetahui seberapa penting manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam mencapai tujuan organisasi. Walaupun departemen sumber daya manusia secara formal didirikan untuk membantu manajer, manajer tetap bertanggung jawab atas kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu manajer dalam menangani masalah sumber daya manusia.
  • Tujuan Fungsional dimaksudkan untuk menjaga kontribusi departemen sesuai dengan kebutuhan organisasi. Jika manajemen sumber daya manusia memenuhi standar yang lebih rendah dari kebutuhan organisasi, sumber daya manusia menjadi tidak berguna.
  • Tujuan Sosial dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan dan masalah masyarakat dengan mengurangi dampak negatif pada organisasi. Jika sebuah organisasi tidak menggunakan sumber dayanya untuk membantu masyarakat, hal itu dapat menyebabkan masalah.
  • Tujuan Personal dimaksudkan untuk membantu pekerja mencapai tujuannya, minimal tujuan yang dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap organisasi. Jika seorang karyawan ingin ditahan, dipensiunkan, atau dimotivasi, tujuan personal mereka harus dipertimbangkan. Jika tidak, kinerja dan kepuasan karyawan akan menurun, dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan penulis bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat di daya gunakan secara efektif dan efisien. Manajemen sumber daya manusia juga merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pembinaan dan pengawasan kegiatan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan.

2.2 Motivasi Kerja

2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi dari berasal kata "motiv" yang memiliki arti kebutuhan, impian-impian atau dorongan dari pada diri seseorang. Dari pengertian tersebut bisa diartikan Motivasi merupakan sebagai pendorong untuk melakukan kegiatan dan tujuan tertentu. Motivasi menurut kamus besar bahasa indonesia merupakan suatu dorongan yang dapat timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar dalam melakukan suatu tindakan dengan tujuan.

Sedangkan dari kata "kerja" yaitu dari segi perorangan merupakan gerak dari tubuh dan pikiran setiap orang agar memelihara kelangsungan hidup badaniah maupun rokhaniyah. Kerja juga merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan berupa barang ataupun jasa. Menurut kamus besar bahasa indonesia kerja merupakan sebagai aktivitas untuk melaksanakan sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan dan sesuatu yang diperbuat untuk mencari nafkah, mata pencaharian.

Beberapa ahli menyampaikan penjelasan tentang pengertian motivasi kerja sebagai berikut:

Pengertian motivasi kerja menurut menurut (Suwati 2013:43) motivasi kerja sebagai daya pendorong bagi karyawan untuk mengerahkan kemampuan, keahlian, keterampilan, tenaga dan waktu dalam melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan kewajibannya, sehingga suatu tujuan dan sasaran dalam organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Pengertian motivasi kerja menurut (Luthans dalam Widyaputra, 2018:89). Motivasi kerja merupakan suatu dorongan yang ditujukan untuk memenuhi suatu pencapaian tujuan. Dengan demikian, Motivasi kerja merupakan suatu modal diri dari setiap individu. Kekuatan modal diri tersebut akan memperjelas kemampuan diri seseorang dalam mencapai sebuah tujuan.

Pengertian motivasi kerja menurut (Torang dalam Amalia 2017:57) motivasi kerja adalah energi yang menggerakkan individu untuk berusaha mencapai tujuan yang diharapkan dalam melakukan pekerjannya.

2.2.2 Teori Motivasi Kerja

Rivai dan Sagala (2011:840), beberapa teori-teori motivasi kerja yang dikenal yaitu :

  • Hirarki teori kebutuhan (Hierarchical od Needs Theory)

Teori motivasi yang sangat terkenal adalah teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abrahan Maslow. Menurut Maslow bahwa seorang manusia itu terdiri atas 5 (lima) kebutuhan yaitu :

  • Kebutuhan fisiologis, Meliputi kebutuhan secara fisik dan upaya untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, dan lain-lain.
  • Kebutuhan rasa aman, berupa kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan diri dari bahaya fisik dan emosional.
  • Kebutuhan sosial, kebutuhan ini untuk terus bersama orang lain seperti kasih sayang, penerimaan, pengakuan dan lain-lain.
  • Kebutuhan penghargaan, kebutuhan ini merupakan adanya penghargaan diri dan penghargaan prestasi (posisi) diri dari lingkungan, baik faktor internal yaitu prestasi, maupun faktor eksternal yaitu pengakuan dan perhatian.
  • Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini sebagai yang paling tinggi karena seseorang akan bertindak, melaksanakan bukan karena dorongan orang lain, namun atas kesadaran diri sendiri dan kemauan diri sendiri.
  • McClelland Theory or Need

McClelland menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia yang sangat penting di dalam suatu organisasi atau perusahaan tentang motivasi kerja mereka. McClelland theory of needs berfokus kepada 3 (tiga) hal yaitu:

  • Kebutuhan akan kesuksesan (Need for Achievement). Maksudnya adalah keinginan dan kemauan yang kuat dari diri seseorang itu untuk mengerjakan pekerjaan dengan efektif, juga secara optimal dan efisien dibandingkan hasil yang dikerjakan sebelumnya.
  • Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power). Mempunyai pengertian keinginan dan kemauan yang kuat dari diri seseorang itu untuk dapat mengendalikan, memberikan arahan kepada orang lain dan bertanggung jawab atas suatu pekerjaan tertentu.
  • Kebutuhan akan hubungan (Need for Affiliation). Dalam hal ini keinginan dan kemauan yang kuat dari diri seseorang itu untuk dapat berinteraksi dengan yang lain, memiliki hubungan social yang baik dan membangun komunikasi dengan sesama manusia.

2.2.3 Indikator Motivasi Kerja

Menurut McClelland dalam Robbins (2011:174) indikator-indikator motivasi kerja sebagai berikut:

  • Kebutuhan akan kesuksesan
  • Adanya keinginan yang kuat, adanya kemauan dari dalam diri untuk mengerjakan pekerjaan dengan optimal.
  • Kebutuhan akan kekuasaan
  • Adanya kemauan yang kuat untuk perhatiaan, pengarahan, penendalian dalam organisasi dan bertanggung jawab.
  • Kebutuhan akan afiliasi/hubungan
  • Adanya kemauan yang kuat dalam menjalin hubungan yang bauk dan berkomunikasi.

Afandi (2018:29) berpendapat terdapat beberapa indikator yang menjadi motivasi kerja yaitu:

  • Balas jasa, merupakan sesuatu yang berbentuk baik berupa barang, uang ataupun jasa yang diterima oleh karyawan karena jasanya yang diberikan pada perusahaan.
  • Kondisi kerja, merupakan keadaan lingkungan kerja disuatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja para karyawan yang bekerja dilingkungan tersebut. Kondisi kerja yang baik memiliki lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung karyawan untuk melakukan aktivitasnya dengan baik.
  • Fasilitas kerja, merupakan segala sesuatu yang ada diperusahaan yang dapat ditempati dan dinikmati oleh karyawan dalam kelancaran pekerjaan.
  • Prestasi kerja, merupakan hasil yang telah dicapai dalam pekerjaan dengan bentuk ukuran setiap karyawan yang berbeda-beda.
  • Pengakuan dari atasan, sebagai pernyataan yang diberikan dari atasan kepada karyawan  apakah sudah menerapkan motivasi yang telah diberikan atau tidak.
  • Pekerjaan itu sendiri, sebagai karyawan yang mengerjakan pekerjaannya apakah pekerjaannya itu dapat memberikan motivasi untuk karyawan lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan penulis bahwa motivasi kerja adalah sebagai daya pendorong bagi karyawan untuk mengerahkan kemampuan, keahlian, keterampilan, tenaga dan waktu. Yang merupakan modal diri dari setiap individu-individu untuk berusaha mencapai tujuan yang diharapkan dalam melakukan pekerjannya.

2.3 Kinerja Karyawan

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja pada bahasa Inggris disebut menggunakan job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi yang dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil kerja yang secara kualitas dikerjakan oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab. Menurut KBBI Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang dilihat atau kemampuan kerja.

Karyawan adalah sumber daya manusia yang setiap orang melakukan pekerjaan dengan memberikan tenaga (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan atau suatu organisasi dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian. Menurut KBBI karyawan merupakan seorang yang bekerja pada suatu organisasi tertentu seperti perusahaan atau instansi dengan mendapat imbslsn berupa gaji.

Beberapa ahli menyampaikan penjelasan tentang pengertian kinerja karyawan sebagai berikut:

Menurut Mangkunegara dalam Heny Herawaty, Dwi Ermawati (2015:67), menyatakan bahwa kinerja karyawan atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dilakukan secara kualitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dari atasan kepadanya.

Menurut Rivai (2011:309), menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan perilaku nyata yang dilakukan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai atau karyawan sesuai dengan peran dan tugasnya dalam perusahaan.

Menurut As'ad (2008:35) mengatakan bahwa kinerja karyawan berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan dan antar sesama karyawan yang dapat melaksanakan pekerjaanya dengan sesuai.

2.3.2 Karakteristik Kinerja Karyawan

Menurut (A.A Anwar Prabu Mangkunegara, 2012:69) Karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri khas dari seseorang atau sesuatu. Kinerja karyawan mempunyai karakteristik, karakteristik karyawan yang mempunyai kinerja tinggi dapat dilihat dari sebagai berikut :

  • Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi;
  • Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi;
  • Memiliki tujuan yang realistis;
  • Memiliki suatu rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang agar merealisasikan tujuan
  • Memanfaatkan umpan balik (Feedback) yang konkrit dalam semua kegiatan kerja yang dilaksanakan
  • Mencari kesempatan agar dapat merealisasikan suatu rencana yang telah diprogramkan.

2.3.3 Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Robbins (2006:260) Indikator kinerja artinya cara untuk mengukur seberapa baik kinerja karyawan sudah dicapai. Berikut merupakan beberapa indikator yang dapat mengukur kinerja karyawan :

  • Kualitas Kerja, merupakan dimana hasil pekerjaan yang dilakukan memenuhi tujuan yang diharapkan. 
  • Kuantitas, sebagai jumlah yang dihasilkan dalam pekerjaan, jumlah siklus yang diselesaikan dalam pekerjaan.
  • Ketepatan waktu, sebagai tingkat waktu yang diselesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditentukan.
  • Efektivitas, merupakan suatu tingkat penggunaan sumber daya manusia yang dapat dimaksimalkan sebaik mungkin dengan maksud meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian.
  • Kemandirian, dimana karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan dari atasan untuk menghindar hasil yang merugikan.

Menurut Wirawan (2012:67) menyatakan bahwa indikator kinerja sebagai berikut :

  • Kualitas Kerja, sebagai tingkat kerapihan, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja dengan ketentuan yang ada diperusahaan.
  • Kuantitas Kerja, menunjukan hasil bahwa dari jumlah yang diproduksi agar dapat efisiensi dan efektifitas dapat mencapai sesuai dengan tujuan perusahaan..
  • Tanggung Jawab, yaitu menunjukan seberapa besar pekerjaan yang diterima dan melaksanakan suatu pekerjaannya dengan mempertanggung jawabkan kewajiban yang telah diberikan.
  • Kerjasama, merupakan kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dengan karyawan yang lain baik dari dalam maupun diluar pekerjaan sehingga menghasilkan pekerjaan yang semakin baik.
  • Inisiatif, inisiatif merupakan suatu hal melakukan tindakan pekerjaan dalam mengatasi masalahyang ada tanpa menunggu perintah dari atasan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan penulis bahwa kinerja karyawan adalah suatu prestasi kerja yang dilakukan secara kualitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan perilaku nyata yang dilakukan oleh setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan juga berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan dan antar sesama karyawan yang dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik.

2.4 Penelitian Terdahulu

                Penelitian terdahulu bertujuan buat mendapatkan bahan perbandingan serta acuan. Selain itu, buat menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka pada kajian literatur ini peneliti mencantumkan akibat-akibat penelitian terdahulu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO

Judul

Penulis

Tahun Terbit

Hasil

1

Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Disiplin Kerja Pada Koperasi Serba Usaha Tunas Mertha Mandiri Singaraja

K. A. Miskiani, I W. Bagia.

Universitas Pendidikan Ganesha

2017

Jurnal Manajemen dan Bisnis

Motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karayawan pada Koperasi Serba Usaha Tunas Mertha Mandiri Singaraja.

2

Analisis Motivasi dan Etos Kerja Terhadap Kinerja Karyawan FoodFair Semarang

Krisnawati Setyaningrum Nugraheni, Tuwuh Adhistyo W, Y.R. Satatoe.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia

2020

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

Bahwa motivasi dan etos kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan FF Mall Citraland Semarang.

3

Analisis Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Siska Agustina Dewi, M. Trihudiyatmanto.

Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo

2020

Jurnal Ekonomi Bisnis

Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja pegawai. Hal ini menujukan semakin tinggi tingkat motivasi dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan akan semakin membaik.

4

Analisis Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV Jaya Clean Mandiri

Indrawan Wibisono, Ade Astuti Widi Rahayu, Boy Man Sihombing.

Universitas Buana Perjuangan Karawang

2019

Jurnal Manajemen

Disiplin Kerja, motivasi kerja, dan lingkungan  kerja mempunyai pengaruh yang kuat dan positif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari hasil analisis menunjukan semakin membaik.

 

 

2.5 Kerangka Pemikiran

Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat di daya gunakan secara efektif dan efisien. Manajemen sumber daya manusia juga merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pembinaan dan pengawasan kegiatan sumber daya. Motivasi kerja merupakan sebagai daya pendorong bagi seluruh karyawan untuk mengerahkan kemampuan, keahlian, keterampilan, tenaga dan waktu. Dengan demikian, motivasi kerja dapat dibedakan menjadi dua bentuk motivasi kerja, motivasi intrinsik pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri dan motivasi ekstrinsik pendorong kerja bersumber dari luar diri. Kinerja karyawan merupakan suatu prestasi kerja yang dilakukan secara kualitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan perilaku nyata yang dilakukan oleh setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Dengan terus meningkatnya permintaan pasar pada PT. Dea dan perusahaan belum mengalami peningkatan produksi juga para karyawan mengalami penurunan kinerja dalam bekerja, maka dengan itu pihak perusahaan memberikan motivasi-motivasi seperti adanya pelatihan sesuai dengan bidang pekerjaannya, lemburan, tunjangan hari raya, bonus fremi, serta pemberian gaji yang sepadan. Diharapkan dengan diberikannya motivasi tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan baik dalam melaksanakan pekerjaan. Maka penulis akan menganalisis motivasi dengan indikator 3 (tiga) kebutuhan, kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan menganalisis kinerja dengan 5 (lima) indikator, kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, Kerjasama, inisiatif.

  

 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

2.6 Model Penelitian

Penelitian metode kualitatif yang dilakukan oleh seseorang yang mampu mengambil data yang pada prinsipnya sebagai peneliti tunggal dalam segala aspeknya, walaupun di lapangan dapat dibantu oleh tim atau kelompoknya. (Pradoko 2017). Pada model penelitian ini penulis menggunakan model dari metode kualitatif yang akan digunakan peneliti dalam penelitian analisis motivasi kerja pimpinan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada PT. Dea Cipatik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun