Isi surat tersebut jelas menyiratkan  bahwa Kartini mengkritik keras bangsa Eropa. Dalam surat yang sama, ia  bilang bahwa bangsa Eropa hanya mencari untung saja ketika memberi  pertolongan pada pribumi. "Ada sekali dikatakan bapak kepadaku "Ni.  Janganlah sangka, banyak orang Eropah yang sungguh-sungguh sayang  kepadamu. Cuma satu dua org saja yang berhati demikian." Kebanyakannya  berbuat seolah-olah suka kepada kami, supaya dipandang orang atau karena  mengingat untung labanya buat dia sendiri," sambung Kartini pada nyonya  Abendanon.
Apakah tiga hal ini terpikir oleh para  kritikus yang meragukan keaslian surat Kartini? Lalu, apakah mereka  sudah membaca tuntas dan mengkaji dalam surat-surat Kartini?
Perdebatan Kartini mungkin saja akan  terus berlangsung. Tapi saya harap para feminis dan kritikus selayaknya  bersikap adil pada Kartini. Dan, jangan sampai ketidaksukaan terhadap  seseorang menghalangi kita untuk bersikap adil dengan mengerdilkan  jasa-jasanya. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H