Mohon tunggu...
Hendri Winata
Hendri Winata Mohon Tunggu... lainnya -

semoga pintu ilmu selalu terbuka untukku agar terkuak semua kefasihan yang hilang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Istriku,,Sudah Siapkah Kamu Mati?”

5 Oktober 2010   09:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah ku kecup keningnya,segera kutinggalkan dia untuk menemui dokter yang telah menantiku untuk tanda tangan kesiapan atau persetujuan dari pihak keluaga akan rencana pengobatan yang akan ditempuh oleh istriku agar suatu saat nanti jika terjadi sesuatu pada istriku,aku tidak menyalahkan atau menuntut pihak Medis di RSHS.

Cemotherapy pertama berjalan dengan lancar,rasa mual hendak muntah ternyata salah satu bentuk reaksi tubuh kita terhadap obat itu,dan dalam beberapa hari berikutnya rambut istriku mulai rontok dan nyaris botak karena kerasnya obat itu,tapi aku tak memikirkan semua itu,yang terpenting aku hanya mengharapkan keberhasilan dari terapi ini.

Ternyata dalam satu minggu setelah terapi,ismi terlihat ada perubahan,selang-selang yang tertancap di tubuhnya sudah mulai dicabut,hanya selang infus saja yang tetap tertempel ditangannya.Pendarahan pada lambungnya juga sudah berangsur pulih dan sudah diperbolehkan makan melalui mulut walau hanya bubur,begitu juga dengan obat lainnya,yang tadinya setiap mau makan obat,aku mesti menumbuknya dahulu sampai halus dan menyuntikannya lewat selang yang tertancap di hidungnya,tapi saat itu sudah bisa untuk menelannya.Senang rasanya hatiku melihat perubahan istriku,bayangan keberhasilan terapi itu seperti angin surga yang menyejukan hatiku,,Terimakasih Yaa Allah

Sisa pembengkakan yang ada disekujur tubuhnya ketika itu,kini menyisakan bekas yang sukar diobati.Semua bekas itu menjadi berkerut seolah kelenturan kulit istriku sudah tidak ada lagi dan keriput seperti kulit seorang nenek.,tapi itupun tidak masalah bagiku.Walaupun LUPUS belum ditemukan obatnya dan masih dalam penelitian para ahli,aku yakin dengan kasih sayang yang kumiliki untuknya ai dapat menjalankan aktivitasnya dengan normal sebagai istri yang patuh yang benar kucinta.Kini ditengah cinta kami terselip cinta ke tiga kami,LUPUS adalah cinta ketiga kami,kami harus memperlakukannya sebaik mungkin,takkan kami biarkan LUPUS merengek ingin memisahkan kami,sedikitpun ada gejala yang terlihat dari LUPUS yang merengek ingin diperhatikan,maka kami akan memperlakukannya sebaik mungkin untuk membujuknya agar tetap tenang diam dan hanya untuk di kenang..

Pesanku pada pendamping-pendamping yang lain :Sesungguhnya LUPUS bukanlah apa-apa,kendalikan dia dengan cinta,kasih sayang,canda dan tawa.

Terimakasih pada Allah swt yang telah memberikan cobaan yang berisi banyak berkah ini pada kami.

Terimakasih pada sanak saudara dan kawan-kawan kami yang telah mendukung kami baik secara moril maupun materil.

Terimakasih pada para Dokter RSHS yang telah menangani dan merawat istriku selama ini,kami bangga menjadi pasien kalian.

Terimakasih pada pemerintah Jawa Barat yang telah memfasilitasi semua kebutuhan kami di RSHS.

Terimakasih RSHS,kami yakin pelayananmu adalah yang terbaik di Jawa Barat ini..

Dan Terimakasih pada teman-teman semua yang telah mau membaca kisahku ini..

Wassalam…..Hendri dan Ismi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun