"Mengerti, Bu," ucap semua murid serentak. Sang guru tersenyum bangga.
Akan tetapi, rupanya Aep belum puas dengan pemilihan itu. "Tapi, Bu, apa Indra tahu tugas wakil ketua murid itu apa," ucapnya.
Ibu Sri agak terkejut dengan pertanyaan Aep. "Di sekolah ini kan kita sedang belajar. Termasuk belajar menjadi ketua dan wakil ketua," jawab Ibu Sri.
"Kalau begitu, Cecep kan sudah pernah jadi KM. Kasih anak lain dong, Bu," ucap Aep.
Ibu Sri tampak berpikir. "baiklah, selain Cecep, siapa yang mau jadi ketua murid?" tanyanya.
Namun, semuanya tak berani mengacungkan tangan kecuali Aep. Tangan kanannya terangkat satu dengan meyakinkan persis di hadapan Ibu Sri.
"Baiklah, sekarang ada dua kandidat yang akan menjadi Ketua murid," ucap Ibu Sri.
"Tidak bisa begitu, dong. Kan saya yang mengajukan duluan."
"Kamu mengajukan diri, tetapi belum tentu ada yang memilihmu, Cep," ujar sang guru. "Sekarang ibu mau bertanya pada semuanya, siapa yang memilih Aep jadi Ketua murid silahkan angkat tangan," titahnya.
Namun, hanya ada dua murid yang mengangkat tangan. Coki tampak tersenyum.
"Sekarang siapa yang memilih Cecep jadi Ketua murid, angkat tangan!"