Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

50 Tahun Silam

16 September 2023   13:20 Diperbarui: 3 November 2023   11:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu hari pertama seseorang mencium bibirku,"

"kau telah pernah katakan itu,"

"Ku ulangi lagi.Siapa tahu kita tidak akan jumpa lagi,"

Aku amat terharu mendengarnya. Perlahan ku angkat dagunya lalu ku kecup dahinya dan dia menutup kedua matanya.

Kami terhenyak, kaget sewaktu angin berhembus semakin kencang.Anehnya, tubuh, wajah Linda perlahan menjadi keriput.Rambutnyapun awut2an di kipas angin.Dia berteriak keras namun deruan angin topam menelan suaranya.Sayup2 masih dapat ku dengar teriakannya.

"Bud.Lepas aku.Biarkan aku pergi........!!!!!"

"Tidak Linda,jangan lakukan itu...!!!"

Angin  bertambah keras menjadi angin topan dan mulai  mengangkat kedua tubuh kami.Aku masih berusaha memegang tangannya,tapi  Linda juga berusahan melepaskannya.Di tengah amukan topan masih bisa kudengar teriakannya  se-potong2."

"Selamat tinggal  Bud.Aku .......susul Teddy, dia ..........nunggu aku disana,"

Sekali lagi aku teriak  sewaktu tubuh Linda melayang di hembus angin.

"Linda, tunggu....!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun