Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

50 Tahun Silam

16 September 2023   13:20 Diperbarui: 3 November 2023   11:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Linda terdiam menatap lurus dan dalam ke arahku.Tiba2 dia berlari menjatuhkan diri di dadaku..

"Teddy telah wafat, dan meninggalkan cucu banyak padaku,"

"yah, lihat foto mereka di FB. Kadang aku intip blog kamu.Tidak apa2, cuman kepingin tahu keadaanmu,"

Linda mulai terisak sementara  angin kencang  berhembus, tubuhnya menggigil dan merangkul piggangku.Kudengar dia mengucapkan  sesuatu:

"Teddy seorang  ayah yang bijak.Aku sayang  padanya,"

"Syukur kalau gitu.Kita juga belum tentu akur kalau jadi.Puji Tuhan,"

Dia menengadah  keatas, kulihat kedua ppinya sudah basah.

"Budi, aku kesepian sejak dia pergi.Aku tidak pernah di perhatikan lagi.Aaku mau menyusulnya.Aku tidak punya apa2.Rumah sudah di jual dan dibagi. Aku tidak pernah dianggap.Kayaknya tidak seperti dulu lagi.Terasa asing ama anak dan cucu,"

"Itu betul.Jaman melaju dengan cepat.Meninggalkan kita yang tua2.Sepertinya kita orang2 pada menunggu giliran.Berangkat kalau di panggil Tuhan.Siap tidak siap harus pergi.Anak2 terlalu focus pada duniawi.Bagi mereka kalau tidak ada achievement, you are nothing.Orang tua di biarkan duduk terpaku di pojok  kayak patung .Yah, kemajuan tehnology mengubah banyak, termasuk budaya, dimana sopan santun juga tersisip di dalamnya,"

"Tepat, telah lama aku mengalaminya.Aku ingin pergi aja secepatnya.Disini bukan tempatku lagi.Terima kasih, kau telah sempat  bersamaku walau cuman sebentar.Kadang aku tersenyum bila mengingat petang itu,"

Aku tersenyum.Aku paham  maksudnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun