Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

50 Tahun Silam

16 September 2023   13:20 Diperbarui: 3 November 2023   11:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudahlah Bud.Kejadiannya telah lama berlalu.Apalagi suaminya telah meninggal,"

"Yah betul Don, aku maklum.Aku turut berduka.Tapi kami tak pernah berhubungan sama sekali,"

Donny terdiam di ujung sana. Aku juga.Kucoba memikirkan topik lain tapi setelah  beberapa menit berlalu Donny masih terdiam, aku pamit dan berterima kasih atas infonya.

Mata kembali kubuka ketika aku di kejutkan bunyi mercon, lalu perlahan kututup lagi sampai terlelap  tak kuasa menahan kantuk.Aku sama sekali tak sadar sampai  dibuai mimpi.

 Kulihat semua2nya jadi bersinar terang, terang, sejuk, di tengah angin sepoi2.Ada sinar matahari lembut, dan aku berjalan sendirian di tengah padang rumput dan nampak satu dua bunga tulip berwarna kuning dan  merah segar dibalut   embun.Kulihat seorang gadis berjalan cepat menghampiriku.Setelah dekat  aku  langsung mengenalnya, dia  Linda, mantan pacarku.Tapi phisik dan wajahnya masih seperti dulu, sewaktu kami masih remaja.Dia tersenyum manis lalu menyapaku:

"Apa kabar Bud?Dimana saja kamu selama ini,?"
"Aku, kami sekeluarga berdiam di Amrik.Heran yah, wajahmu masih seperti dulu,"

:Eh...., kamu juga.Lihat aja sendiri lengan, pipi, dan rambutmu juga tidak berubah,"

"Yah lucu banget?Mungkin kita ada  di surga."

"Di surga?Syukurlah, mungkin juga sebelum Tuhan mengirimku ke neraka karena telah menyakitimu.Aku minta ma'af,"

"Ma'af?Rasanya tidak perlu. Puluhan tahun lalu aku memang terluka, sakit sekali. Tapi sejalan dengan waktu, aku sadar kamu tidak bersalah.Kamu hanya menjatuhkan pilihan.

Itu hanya awal perkenalan kita, dan Tuhan mengahirinya dengan baik. Kita tidak saling memiliki.Jadi tidak ada penyesalan di hari tua,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun