Ilmu bahasa tubuh adalah studi yang relatif baru, dimulai sekitar 60 tahun lalu, mengungkap gerakan dan ekspresi yang menyampaikan pesan tanpa kata-kata.
Masalah dengan mengandalkan bahasa tubuh sebagai sumber informasi adalah bahwa manusia itu makhluk kompleks. Konteks adalah kunci, dan bahkan para ahli body language pun bisa kebingungan ketika mencari tahu tanda-tanda yang spesifik.
Satu gerakan tidak mengungkapkan cerita secara keseluruhan, sama seperti pesan dalam buku, tidak bisa terkandung dalam satu kata atau bahkan satu kalimat sekali pun.
Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi informasi tentang 'mengamati dengan seksama': gerakan-gerakan tak terkendali yang muncul pada saat yang tidak terduga, sebagai deteksi kebohongan.
Ekspresi wajah
Meskipun seseorang berusaha menutupi sesuatu dengan perilaku yang berlawanan, ekspresi mikro yang hampir tak terlihat bisa mengkhianati pikiran dan perasaannya.
Gerakan otot kecil, pembesaran dan penyempitan pupil mata, pipi yang memerah, serta sedikit keringat yang muncul saat tekanan, bisa mengungkapkan kebohongan.
Perhatikan wajah seseorang dengan seksama jika Anda curiga. Terkadang, meski wajah terlihat tenang, akan ada saat di mana 'topeng' itu jatuh dan perasaan sejati terungkap.
Emosi di balik ekspresi netral
Poker face adalah istilah yang berasal dari permainan kartu poker, yang merujuk pada ekspresi wajah netral atau tanpa emosi yang ditunjukkan oleh seseorang ketika bermain.Â
Mata yang menyempit, dahi tegang, dan otot rahang yang tegang adalah tanda-tanda halus bahwa emosi sedang ditahan. Contohnya, saat berada di pemakaman orang terdekat.
Meskipun sebenarnya ingin menangis, seseorang akan menahan diri karena alasan tertentu. Dia dengan sadar mengontrol ekspresi wajah, menggantikan tangisan dengan bibir yang tertutup atau senyuman tipis saat berbelasungkawa.
Tanda-tanda yang terlihat adalah mata penuh duka, dahi tegang, dan senyum yang kaku. Bibir mungkin bergetar saat berusaha menahan emosi, dan membohongi orang lain seolah dia baik-baik saja.
Tanda-tanda mata
Seseorang mungkin menggosok mata saat berbicara, seolah-olah otak mereka memerintahkan upaya menghapus atau menghalangi kebohongan.
Mereka juga mungkin mengalihkan pandangan, tidak bisa menatap mata Anda. Untuk menguji kejujuran seseorang, Anda bisa menyela dengan beberapa pertanyaan sederhana yang bisa memancing jawaban jujur, lalu memperhatikan kemana mata mereka melihat.
Jika harus membuat jawaban palsu, mata mereka akan mencarinya. Namun, jika mereka menceritakan kebenaran, mata akan mengikuti pola yang terbentuk: 'lurus' saat menjawab pertanyaan.
Gerakan tangan di dekat wajah
Orang yang menutupi perasaan dan berusaha untuk membuat Anda percaya pada sesuatu yang salah, sering menyentuh wajah mereka, terutama mulut.
Refleks ini berasal dari kebiasaan masa kecil manusia kebanyakan, menutup mulut saat berbohong. Saat dewasa, tindakan ini menjadi lebih subtil alias tidak kentara.
Misalnya, jika Anda melihat seseorang meletakkan dagunya di tangan dengan jari telunjuk menyentuh sudut mulut saat berbicara, itu bisa menjadi tanda dia menyembunyikan sesuatu.
Menutup mulut dengan jari atau kepalan tangan menunjukkan upaya menyembunyikan kebohongan. Batuk palsu, membersihkan tenggorokan tak wajar, bisa digunakan untuk menutupi informasi.
Gerakan menyentuh hidung
Ini adalah salah satu tindakan yang mudah terlihat. Saat tangan menuju mulut, tindakan tersebut dialihkan ke hidung agar tidak mencolok.
Ketika seseorang berbohong, zat kimia yang disebut katekolamin terlepaskan, membuat hidung membesar sedikit akibat peningkatan tekanan darah.
Catecholamine adalah istilah yang digunakan untuk merujuk sekelompok hormon yang memiliki gugus katekol, yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi stress.Â
Sensasi gatal di hidung muncul dan membuat orang ingin menggaruknya. Tangan yang sudah siap: menggenggam, menggosok, atau menarik hidung untuk meredakan sensasi tersebut.
Konon seseorang bisa menyentuh hidungnya 26 kali, ketika menjawab pertanyaan yang sulit. Menyentuh hidung adalah tindakan penipuan jawaban yang sering digunakan.
Senyuman palsu
Senyuman tulus melibatkan banyak otot wajah, termasuk mengerutkan mata dan mengangkat sudut mulut, sedangkan senyuman palsu terbatas pada bagian bawah wajah.
Waktu senyuman palsu juga berbeda, dilakukan dengan terburu-buru dan dipertahankan lebih lama.
Senyuman tulus biasanya simetris dengan kedua sisi mulut naik, sedangkan senyuman palsu tidak simetris dan terlihat mencolok di satu sisi wajah.
Perhatikan senyuman di mana sudut mulut bergerak ke bawah. Senyuman palsu sulit dilakukan jika seseorang sedang sedih atau tertekan.
Pembatasan gerakan tangan
Saat seseorang bersemangat, tangan sering bergerak tanpa disadari. Namun ketika berbohong, tanpa sadar dia akan berusaha menahan gerakannya.
Tangan bisa dijepit di ketiak, dimasukkan ke saku, atau bahkan duduk di atas tangan. Atau, tangan satu memegang yang lain secara erat.
Fakta unik: lelaki yang berbohong cenderung membuat gerakan tangan minimal, sementara perempuan cenderung menggunakan tangan lebih dari biasanya.
Sentuhan tubuh yang meningkat
Orang yang berbohong sering mengelus tubuh mereka sebagai upaya memberikan kenyamanan dan jaminan. Mereka juga menyentuh bagian tubuh tertentu seolah memblokir atau mencegah informasi keluar.
Mengelus dagu secara berlebihan, menjilat dan menekan bibir, menggaruk alis, dan merapikan rambut, bisa menjadi tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Beberapa tindakan yang bisa diamati: mengelus telinga, menggaruk leher atau kerah, dan bersilangnya tangan atau kaki.
Perubahan posisi kaki
Saat berbohong, orang bisa tanpa sadar menggeser kaki, menggerakkan jari kaki, atau menyilangkan kaki.
Dia menghindari kontak fisik dengan orang lain, lebih memilih menjaga jarak. Meskipun tetap bergerak, tindakan ini mungkin terlihat kaku dan tidak wajar.
Tanda-tanda kebohongan paling terlihat pada bagian bawah tubuh. Bagian ini jauh dari otak, sehingga mereka memiliki kontrol mental yang lebih sedikit. Oleh karena itu, mereka mengungkapkan tanda-tanda vital yang tidak disadari.
Anda mungkin juga melihat perubahan postur tubuh yang sering dan sedikit. Refleks non-verbal ini menunjukkan adanya konflik dalam diri yang membuat rasa tidak nyaman.
Perubahan pola bicara
Pola bicara seseorang bisa mengungkapkan perasaan dan sikap yang lebih banyak, daripada kata-kata yang diucapkan.
Cara Anda mengatakan sesuatu bisa menjadi bentuk bahasa tubuh. Orang yang mengamati Anda melihat pola bicara, dan sejauh mana itu cocok dengan kata-kata yang Anda pilih.
Orang yang dengan sengaja menyesatkan cenderung berbicara lebih sedikit, lebih lambat, dan membuat lebih banyak kesalahan ucapan.
Mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama sebelum menjawab pertanyaan, dan lebih banyak ragu saat menjawab.
Mereka cenderung cepat mengisi celah pembicaraan yang canggung. Hal lain yang bisa mengungkapkan kebohongan adalah nada suara, yang cenderung lebih tinggi dari biasanya, dengan peningkatan kecepatan di akhir kalimat.
"Bodies have their own highly effective way of doing the talking."
~ Donna Goddard, Nanima: Spiritual Fiction ~
Tubuh memiliki caranya sendiri yang sangat efektif untuk berbicara.
Bagaimana pun, mendeteksi kebohongan memang sulit dilakukan. Jika Anda mengenal orang tersebut hal ini mungkin menjadi lebih mudah, namun tidak sepenuhnya bisa diandalkan.
Anda mungkin bisa membandingkan perilaku antara saat dia berkata jujur dan saat Anda curiga dia berusaha berbohong. Namun, memperhatikan konteks itu penting, dan tidak terburu-buru dalam menafsirkan tanda-tanda tersebut.
Untuk mempraktikkan pengamatan terhadap orang lain, fokuslah pada berbagai petunjuk. Sekali lagi, satu atau sedikit saja gerakan belum tentu mengungkapkan banyak hal. (*)
~ H.J.H.J.
#bahasatubuh #bodylanguage
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H