Meskipun ChatGPT bisa membantu kita dalam kebutuhan kreatif, namun teknologi AI ini juga memiliki kelemahan dan keterbatasan.
Sebagai contoh, ChatGPT belum sepenuhnya mampu memahami konteks dan tidak memahami emosi yang mungkin terkandung dalam teks dari manusia, sehingga bisa menghasilkan output (hasil keluaran) yang tidak sesuai dengan harapan.
Selain itu, karena pengetahuan ChatGPT dihasilkan antara lain dari data dan pola yang dikumpulkan dari internet, maka ada kemungkinan output yang dihasilkan kurang atau bahkan tidak orisinal dan cenderung mengulang pola-pola yang sudah ada sebelumnya.
Namun begitu, kreator konten bisa mengatasi kelemahan ini dengan menggabungkan kemampuan ChatGPT dengan kemampuannya sendiri dalam menghasilkan ide-ide kreatif yang orisinal, unik, dan menarik.
Sebagai contoh: para kreator bisa mencari pemantik berupa ide dan gagasan, kemudian menggunakan ChatGPT untuk membantu dalam menghasilkan kerangka dasar atau konsep dari sebuah artikel, skrip, atau konten kreatif lainnya, lalu mengembangkannya dengan kembali ke ide-ide kreatif dari kreator sendiri.
Dengan begitu, kelemahan ChatGPT dapat diatasi dan konten yang dihasilkan tetap berkualitas secara cepat dan efektif.
Dalam sebuah makalah bertopik kecerdasan buatan yang diterbitkan tahun 1950, Alan Turing mengatakan bahwa "pada akhir abad ke-20, penggunaan kata-kata dan pendapat umum yang terdidik akan berubah begitu banyak sehingga seseorang dapat berbicara tentang mesin yang berpikir tanpa mengharapkan perdebatan atau protes."
Artinya, Turing meyakini bahwa mesin dapat mencapai tingkat pemikiran yang sama dengan manusia, dan akhirnya menjadi artificial intelligence yang dapat diakui secara umum.
Hal ini menjadi salah satu dasar pemikiran dalam perkembangan teknologi AI.
I believe that at the end of the century the use of words and general educated opinion will have altered so much that one will be able to speak of machines thinking without expecting to be contradicted.
Hal itu nampaknya mulai menjadi kenyataan saat ini, dan akan terus berkembang.
Namun begitu, kecerdasan manusia juga terus berkembang sehingga kita harus bijaksana dalam menjadikan AI, dan ChatGPT yang merupakan salah satu variannya, sebagai pendukung.