Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Siap Divaksin, Vaksinnya Siap Tidak?

9 Agustus 2021   16:00 Diperbarui: 9 Agustus 2021   17:09 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksinasi massal yang digelar di Surabaya (foto: Instagram Dishub Surabaya)

4. Pfizer: rentang waktu 4-6 minggu

5. AstraZeneca: rentang waktu 8-12 minggu

Nah, kekhawatiran jeda waktu yang tertunda ini sangat masuk akal. Apalagi informasi yang tepat tidak jua datang kabar beritanya dari lembaga resmi yang berwenang. Malahan pernyataan untuk bersabar, mohon maaf atas penundaan, ketersediaan stok yang memang tidak ada lagi, dan seterusnya. Itu yang kerap muncul, menjawab serbuan pertanyaan dari netizen.

Informasi seminim apapun, misalnya tertundanya pemberian vaksin dosis 2 tidak memengaruhi efektivitas vaksin tersebut. Selama jarak kedua suntiknya tidak lebih dari 6 bulan, aman saja untuk melanjutkan program vaksinasi tersebut. Atau, tertundanya pemberian vaksin dosis 2 justru berpotensi meningkatkan respon imun tubuh. Kabar seperti ini tentu bisa sedikit memberikan kelegaan.

Sebelumnya, beredar kabar kalau pemberian vaksin dosis kedua tidak boleh kurang dari waktu yang dijadwalkan. Tetapi kalau lebih, diperbolehkan, dengan catatan tidak lebih dari setengahnya. Artinya jika tenggang waktu berlangsung selama 2 minggu, tidak boleh jadwalnya lebih dari 7 hari berikutnya.

Angka 28 hari adalah angka tertinggi dari titer (kekuatan) antobodi dalam tubuh. Titer ini akan menurun setelah 7-10 hari berikutnya. Sehingga, jika stok vaksin yang tidak lagi tersedia, lalu terjadi penundaan lebih dari 10 hari atau hingga 2 minggu kemudian, maka efektivitas vaksin dalam tubuh sudah menurun. Sudah tidak seoptimal sesuai waktu yang semestinya diberikan kembali.

Tangkapan layar berita dan kolom komentar warganet (sumber: Instagram E100/Suara Surabaya)
Tangkapan layar berita dan kolom komentar warganet (sumber: Instagram E100/Suara Surabaya)

Kecewa dengan kenyataan yang ada? Jelaslah! Kalau cuma mengejar target angka semata. Jadinya serba nanggung. Orang yang sudah divaksin dosis pertama, tidak bisa lagi mendapatkan suntikan vaksis dosis kedua. Sementara, di sisi lain, institusi non pemerintah, masih bisa menggelar vaksin dosis 1 yang jumlahnya juga tidak main-main.

Terlepas dari antusias ini karena warga juga butuh sertifikat vaksin yang akan dijadikan sebagai prasyarat tambahan dalam mobilitas atau mengurus sesuatu (dokumen), program vaksinasi yang terus berjalan sepertinya ada yang perlu dibenahi. Supaya tidak ada ketimpangan dan kekacauan dalam pelayanan. Banyak tapi tidak merata dan tidak tuntas.

9 Agustus 2021

Hendra Setiawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun