Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akibat "Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari", Intoleransi Makin "Nggegirisi"

23 Juni 2021   17:30 Diperbarui: 23 Juni 2021   17:32 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar kumpulan berita perusakan makam di Solo (dok. pribadi)

"Rumah Belajar" seperti apa yang dimaksudkan hingga terhadap benda mati yang oleh leluhur dan generasi tempo dulu menjadi tempat sakral, bisa jadi tak berharga sama sekali nilainya? Belajar apa? Kebencian terhadap pemeluk keyakinan yang berbeda? Kebencian terhadap simbol budaya warisan kekayaan Nusantara?

Guru macam apa yang bisa begitu dahsyat mampu menerbitkan semangat anak-anak 3-12 tahun berani melakukan perusakan? Ini bukan lagi sekadar penyakit "fobia", ketakutan yang tak beralasan. Ini penyakit yang lebih berbahaya ketimbang si copid.

Tak pantas sebutan "guru, pendidik, pengajar, pengasuh, rumah belajar" disematkan jika pada ujungnya menanamkan kebencian pada mereka yang berbeda. Karakter budi pekerti macam apa yang diharapkan dari bentuk pengajaran seperti ini?

Ingat pepatah lama, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari." Pendidik yang memberikan pengajaran salah dan sesat, dapat membuat anak didik bisa bertindak jauh lebih berbahaya.

Jangan biarkan pengajaran dan perilaku intoleransi (SARA) terus didiamkan. Saatnya bergerak dan bertindak. Kalau tidak, intoleransi makin "nggegirisi"; makin mengerikan keadaannya.

Langkah pembinaan kepada para pelaku memang jalan terbaik. Usia mereka masih jauh dari batas umur "dewasa" menurut hukum. Pemidanaan murni juga belum dapat diberlakukan menurut hukum positif.

Namun kasus yang menyangkut "intoleransi" wajib dilanjutkan ke ranah hukum. Jangan biarkan virus-virus seperti ini kian merajalela dan merusak kedamaian dan keharmonisan sesama warga-bangsa.

Salam satu cinta untuk Indonesia....

23 Juni 2021

Hendra Setiawan

*) Nggegirisi = menyeramkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun