Tingkatan ini terkait dengan perilaku yang disertai ancaman hukuman. Artinya, seseorang dipaksa untuk melakukan perilaku yang tidak diinginkannya. Jika tidak, ia diberi ancaman alias hukuman tertentu. Misalnya pencabutan promosi kerja, evaluasi kerja yang negatif, ancaman terhadap keselamatan diri atau keluarga, hingga ancaman teror dan pembunuhan.
5. Penyuapan Seksual
Hal ini terjadi jika ada tindakan berupa permintaan aktivitas seksual dengan janji atau imbalan yang dilakukan secara terang-terangan. Misalnya seorang pria atau wanita dewasa  mengajak seorang anak untuk melakukan hubungan intim. Ia mendapat iming-iming uang, benda atau barang tertentu asalkan si anak tadi tidak bercerita kepada orang lain.
Dampak
Tentu saja, bagi para korban pelecehan seksual, faktor mental dan fisik akan mengalami trauma berkepanjangan. Dari tingkat rendah sampai tinggi, mereka bisa mengalami beberapa hal seperti ini.
1. Depresi
Kondisi seperti ini tidak langsung terlihat seketika. Bisa terjadi pada jangka yang panjang, misalnya 10 tahun berikutnya. Misalnya si korban (selanjutnya disebut "penyintas") mengalami pelecehan seksual pada usia 20 tahunan. Depresi bisa terjadi ketika sudah memasuki usia 30 tahunan. Tetiba  rasa bersalah, marah, atas peristiwa itu kemudian muncul.
2. Tekanan darah tinggi
Penyintas pelecehan seksual memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan gangguan lain yang berhubungan dengan hipertensi. Sebab mulanya dipengaruhi oleh faktor tekanan darah yang mengalami kenaikan.
3. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Orang yang mengalami trauma akibat pelecehan seksual cenderung mengalami PTSD. Jelas, hal ini mengganggu kualitas hidupnya. Sebab, ia akan berusaha untuk menghindari segala sesuatu yang berhubungan atau mengingatkannya dengan pelaku atau kejadian tersebut.