2. Keterwakilan Perempuan dalam Ruang Publik Â
Di ruang publik, penting untuk menghadirkan perempuan baik secara substantif maupun simbolik. Kehadiran perempuan di ruang-ruang strategis dapat membantu memecahkan stigma bahwa perempuan hanya cocok di ruang domestik.Â
Simbol keterwakilan perempuan juga berfungsi untuk membongkar objektifikasi perempuan yang telah mengakar dalam budaya patriarkis. Â
3. Narasi Anti-Objektifikasi dalam Wacana Publik Â
Melawan narasi-narasi yang merendahkan perempuan adalah langkah penting dalam perjuangan kesetaraan gender.Â
Kampanye anti kekerasan seksual dan isu-isu perempuan lainnya harus terus digaungkan untuk mengedukasi masyarakat dan mengubah pandangan patriarkis yang merugikan. Â
4. Jaringan Solidaritas di Semua Tingkatan Â
Perempuan perlu membangun jaringan solidaritas di berbagai level, baik lokal, nasional, maupun internasional.Â
Jaringan ini dapat menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, strategi, dan dukungan dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Â
Penutup: Kesetaraan Gender sebagai Pilar Demokrasi
Perjuangan kesetaraan gender tidak hanya berbicara tentang hak perempuan, tetapi juga menyentuh esensi dari demokrasi itu sendiri. Demokrasi yang inklusif adalah demokrasi yang memperhatikan kebutuhan dan hak semua kelompok, termasuk perempuan dan kelompok-kelompok minoritas lainnya.Â