Data ini menunjukkan bahwa meskipun mereka sudah memasuki usia tua, banyak lansia yang masih harus bergulat dengan ketidakpastian ekonomi, tanpa kepastian penghasilan yang memadai. Hal ini menjadi gambaran jelas tentang kerentanan sosial yang dihadapi kelompok lansia di Indonesia.
Beban Ganda: Lansia sebagai Penopang Generasi Muda
Salah satu aspek yang memperparah situasi ini adalah kenyataan bahwa banyak lansia di Indonesia juga harus menopang beban generasi yang lebih muda.Â
Masih menurut data Kompas (2024), sebanyak 5,7 juta lansia bekerja keras untuk menanggung beban hidup 11,1 juta generasi produktif, termasuk kaum milenial dan generasi Z.Â
Generasi yang lebih muda ini, yang seharusnya berada dalam usia produktif, justru tergantung pada pendapatan lansia, yang seharusnya sudah pensiun atau menikmati masa tua mereka.
Fenomena ini menunjukkan adanya masalah struktural dalam sistem ekonomi dan sosial Indonesia. Lansia yang seharusnya menjadi kelompok yang dilindungi justru menjadi penopang ekonomi bagi generasi yang lebih muda, yang kemungkinan besar menghadapi tantangan tersendiri seperti pengangguran atau kurangnya keterampilan untuk memasuki dunia kerja.
Dalam situasi di mana mayoritas lansia bekerja di sektor informal, mereka sering kali tidak mendapatkan hak-hak dasar pekerja, seperti jaminan kesehatan, pensiun, dan perlindungan terhadap risiko kerja.Â
Tentunya sangat mengkhawatirkan, mengingat usia lansia yang rentan terhadap berbagai masalah kesehatan dan kecelakaan kerja.Â
Ketiadaan sistem perlindungan sosial yang memadai bagi lansia menjadi salah satu penyebab utama mengapa kelompok ini harus terus bekerja meskipun mereka sudah tidak memiliki kemampuan fisik yang memadai.
Tanpa adanya perlindungan sosial, lansia di Indonesia terus berada dalam siklus kerentanan. Mereka terpaksa bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, tetapi pendapatan mereka tidak cukup untuk membangun tabungan.Â
Pilkada 2024 dan Penyelesaikan Masalah Lansia Pekerja