Kondisi lansia pekerja di Indonesia menjadi salah satu isu yang seharusnya diangkat oleh para kandidat dalam Pilkada 2024.Â
Pemilihan kepala daerah adalah momentum bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki visi dan solusi nyata terhadap berbagai permasalahan sosial yang dihadapi, termasuk nasib lansia yang bekerja dalam kondisi rentan.Â
Dalam konteks ini, para kandidat perlu menawarkan kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia.
Melalui kampanye dan debat publik yang menjadi ajang kandidat untuk memaparkan solusi mereka terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat harus memasukkan isu pekerja lansia dalam diskusi.Â
Para kandidat perlu menghadirkan visi yang jelas mengenai bagaimana mereka akan menangani tantangan yang dihadapi lansia, khususnya mereka yang bekerja di sektor informal.Â
Langkah-langkah kebijakan yang bisa ditawarkan adalah perluasan akses terhadap sistem jaminan sosial bagi lansia yang bekerja di sektor informal.Â
Menciptakan skema-skema baru yang lebih spesifik untuk melindungi hari tua lansia, agar mereka tidak perlu memeras keringat demi bertahan hidup.Â
Selain itu, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan primer yang gratis dan berkualitas juga menjadi kebutuhan mendesak bagi lansia.Â
Program dan visi misi tersebut tentunya bukanlah hanya retorika pemanis kata semata untuk mendulang suara.Â
Dengan demikian, pemilih harus memahami bahwa tidak semua janji ini akan terwujud, terutama jika visi dan misi tersebut hanya menjadi retorika politik atau sekadar pemanis kata tanpa perencanaan yang jelas dan realistis.
Program yang baik tidak hanya sebatas janji, tetapi harus disertai dengan strategi konkret untuk mewujudkannya. Kandidat yang serius mengurus rakyat akan mampu merinci bagaimana cara mereka mencapai setiap tujuan dalam visi dan misinya.Â