Dalam Remang Senja Puncak Dua ( Bagian 2-habis )
Dengan suara berbisisk suamiku berkata,"Kunci mobil tertinggal di dalam ".
"Astaghfirullah,kok bisa?" sontak terkaget sambil bertanya, karena baru kali ini terjadi.
Tenang sebentar sambil memikirkan bagamana cara mengambil kunci yang tertinggal di dalam mobil yang tanpa sadar ditutup. Sempat termenung , lalu mencoba membuka HP masing masing untuk mencari info melalui youtube dan google. Ada berbagai cara sebagai solusi Pertama, menghubungi no telephon jasa tukang kunci. Ada tapi lokasi terlalu jauh, karena lokasi kami saat itu jauh di dipelosok.
Kami tinggalkan dulu masalah kunci dengan berkeliling melakukan survey kavling yang dibuka Juli 2023 di atas lahan seluas 15 hektar . Terdapat berbagai tipe kavling dengan luas yang berbeda. Ciri khas kavling ini adalah adanya rangka rumah terbuat dari baja ringan dengan ukuran 3x10 meter untuk tanaman , fasilitas yang diberikan pengembang adalah pohon anggur hijau.
Setelah berkeliling, mengambil foto dan video serta tanya jawab , kami kembali ke urusan kunci yang tertinggal.
Cara kedua dengan minta bantuan orang sekitar dengan mencoba menggunakan berbagai alat, mulai dari kawat yang dicari di sisa proyek bangunan sekitar kavling, menggunakan kunci motor, lakban dan penggaris besi. Namun, semua belum membuahkan hasil. Tiga jam sudah berlalu, namun belum juga membuahkan hasil
Kunci serep ada di rumah, meminta anak di rumah untuk mengantar ke lokasi terlalu jauh dengan medan jalan yang tidak biasa.. Pesan ojek online, tak menjangkau wilayah kami, infonya " Untuk sementara menutup pelayanan di wilayah ini". Salah satu cara adalah minta bantuan para tukang bangunan yang membawa motor.
Mulailah saya menyetop satu per satu tukang yang hendak pulang.
" Maaf ibu, saya cape, mau pulang", jawab tukang bangunan yang diperkirakan berusia di atas 50 tahun.
" Di pasar Cariu gak ada tukang kunci, adanya di pasar Jonggol lama, tapi sudah sore, mungkin sudah tutup", ujar orang ke dua
" Sebentar bu, saya ke orang bengkel motor disitu , mungkin dia bisa", jawab tukang bangunan yang lebih muda sambil berlalu menuju bengkel motor yang diharap mampu membantu. Mulai ada pencerahan, pikirku.
Tak lama dia pun kembali.
"Gak bisa pak, saya coba ke orang bengkel mobil yha, disitu", teriaknya sambil menunjuk suatu lokasi.
" Saya ikut pak", jawab suami sambil langsung duduk di belakang bapak muda itu.
Alhamdulillah, tak lama mereka kembali sambil senyum
" Bisa bu, tapi bapak bengkelnya minta tunggu setengah jam karena sedang betulkan mobil yang mogok",
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, kami segera menunaikan sholat ashar. Berdoa , mohon kepada Allah yang Maha pemberi petunjuk dan jalan agar memudahkan urusan kami. Lepas sholoat ashar, kami makan mie rebus dan minum teh panas dulu di warung sekitar proyek .
Belum lagi selesai makan, Tukang bengkel datang dengan membawa berbagai alat yang biasa beliau gunakan untuk masalah kunci mobil tertinggal di dalam dalam keadaan pintu terkunci. Hampir satu jam, akhirnya pintu terbuka tanpa merusak apapun.
Alhamdulillah, akhirnya kami bisa pulang walau jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Jalan yang biasa kami lalui untuk pulang sedang diperbaiki dan ditutup untuk mobil, hanya bisa dilalui kendaraan bermotor. Padahal jalur itu paling dekat menuju rumah dan jalannya pun aman, beraspal , cor dan tidak banyak hutan.
Alhasil kami pun berbalik arah kembali melalui jalan yang terjal dan berhutan sebelum ke kavling.
Dengan terus berdzikir dan berdoa , mencoba tenang, kami pun menyusuri jalan yang mulai gelap. Sepi, tak banyak kendaraan yang kami temui dan berpapasan. Signal HP hilang-hilang, batre mulai drop, sekitar mulai gelap, jalanan sepi, jalan terjal dengan tikungan-tikungan curam dan semak -semak lebat yang menutup kiri kanan jalan, membuat hati mulai resah.
Sempat bertanya pada bapak tua di pertigaan jalan untuk memastikan jalan bisa dilalui dan tidak ditutup perbaikan jalan, hingga akhirnya kami memilih jalur baru yang belum pernah kami lalui sebelumnya, karena jalur yang sebelumnya kali lalui lebih jauh.
Batre HP ku sisa 1 %, HP suami sisa 3% sambil isi batre di charger mobil. google map terus berjalan dengan ketegangan. Hingga tak sempat mendokumentasikan rute jalan.
Kuperhatikan map , rutenya membentuk gerigi gergaji, tikungan-tikungan curam, jalan sempit yang harus mepet sisi jalan. sesekali berpapasan dengan truk pembawa barang dan motor yang ngebut .
Mulutku terus membaca doa dan dzikir , sambil memperhatikan jalan dan menenangkan pak sopir. Sesekali ketemu pemukiman penduduk, lalu hutan lagi. Ternyata Jonggol luas , masih banyak lahan kosong, semak dan hutan rimbun . Sempat kutemui bangunan seperti pabrik atau asrama, pesantren tahfidz yang sangat besar dan pedagang duren di tengah hutan.
Jelang magrib, mulailah suasana dalam mobil kurang nyaman. Tercium aroma buah sawo yang sangat manis. Kuperhatikan sekeliling area mobil, tak ada apa-apa.
Aroma sawo manis ini dari mana? pikirku sambil terus sesekali melongok ke kursi belakang . Hanya ada alat sholat di kursi dan di bagasi hanya ada singkong dan daunnya. Kenapa sawo manis ini terus mengikuti?
Kami tak bawa sawo, tak terlihat ada pohon sawo di luar karena sudah mulai gelap Terus kubaca ayat kursi, sholawat , doa perjalanan, dan dzikir rutin untuk menenangkan hati dan mohon penjagaan Allah SWT.
Akhirnya kami menemukan musholla untuk sholat magrib yang sudah hampir setengah 7 malam. . Setelah sholat, aku bertanya pada seoranag bapak muda yang sedang duduk di teras depan musholla berdua anaknya yang berusia sekitar 3 tahun.
" Pak, benar ini arah ke jalan raya Jonggol?" tanyaku
" Betul Bu, saya juga mau ke Cileungsi", jawabnya ramah
"Apakah jalan bisa dilalui mobil?" tanyaku lagi
" Sedang ada perbaikan jalan, tapi mobil bisa lewat bergantian, kalau jalur dari Cariu sana, jalan ditutup , cuma bisa dilewati motor".
" Nah , iya pak, tadi kami dari sana, tapi tak bisa jalan pulang lewat itu, makanya coba jalur baru ini, terima kasih ya pak infonya", kataku sambil beranjak pergi.
Info itu kusampaikan pada suami agar memberikan harapan bahwa kami akan terlepas dari keraguan . Hal yang tak kami inginkan adalah jika setelah melalui jalan berliku dan menyeramkan tadi ternyata jalan ditutup dan harus berbalik kembali.
Mobilpun melaju dengan HP yang masih dibawah 5% dan terus menyalakan map. Batre juga terasa lama terisi. Kupikir badai sudah berlalu setelah ketenangan melaksanakan sholat. ternyata medan jalan masih berliku, sepi, gelap tanpa lampu jalan,
Agak kencang kendaraan berjalan , kuusap punggung suami agar tenang dan tidak resah. Dia pasti lelah dan panik , tapi dijalani dengan diam. beruntungnya kondisi mobil sedang bagus. Entah apa yang terjadi jika tiba-tiba mogok di tengah hutan tanpa lampu jalan dan bengkel.
Jika itu terjadi, aku sudah berpikir untuk menginap dimanapun yang dirasa aman dari manusia jahat dan hewan buas.
Alhamdulillah, mulai keluar dari jalur sepi dan gelap. Jalan mulai terang dan banyak rumah warga. Tambah semangat terus berjalan hingga menemui jalur utama jalan raya Cariu. Walau lampu jalan masih temaram dan banyak truk , setidaknya keluar dari wilayah hutan yang sempit. Map sudah tak kuperlukan lagi. namun HP ku tak berdaya untuk memfoto jalan yang remang-remang.
Pukul 20.00 kami mulai memasuki jalan Cileungsi. bahagia dan bersyukur hingga di titik ini. Terus melaju dengan rasa haus yang mendera karena kehabisan air minum . Lapar tak dirasa karena ingin segera sampai di rumah di jati Asih.
Pukul 21.30 akhirnya sampai di rumah dengan sehat dan selamat. Kuucap syukur atas segala perlindungan NYA.
Esok paginya, baru kuceritakan pada suami tentang aroma sawo manis. Juga tentang mimpi si bungsu kami sehari sebelumnya yang tak bisa tidur karena mimpi aneh . Dia melihat 2 kuburan dibakar warga. Entah ada hubungannya atau tidak, yang penting kami sudah melalui perjalanan menegangkan yang tak diharapkan .
Semarang , 24 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H