Mohon tunggu...
Helwiyah ewi
Helwiyah ewi Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Yang terbaik

Blogger. ,writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Dalam Remang Senja Puncak Dua (Bagian 2)

24 Desember 2023   08:04 Diperbarui: 24 Desember 2023   08:06 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil kami pun berbalik arah kembali melalui jalan yang terjal dan berhutan sebelum ke kavling.

Dengan terus berdzikir dan berdoa , mencoba tenang, kami pun menyusuri jalan yang mulai gelap. Sepi, tak banyak kendaraan yang kami temui dan berpapasan. Signal HP hilang-hilang, batre mulai drop, sekitar mulai gelap, jalanan sepi, jalan terjal dengan tikungan-tikungan curam dan semak -semak lebat yang menutup kiri kanan jalan, membuat hati mulai resah.

Sempat bertanya pada bapak tua di pertigaan jalan untuk memastikan jalan bisa dilalui dan tidak ditutup perbaikan jalan, hingga akhirnya kami memilih jalur baru yang belum pernah kami lalui sebelumnya, karena jalur yang sebelumnya kali lalui lebih jauh.

Batre HP ku sisa 1 %, HP suami sisa 3% sambil isi batre di charger mobil. google map terus berjalan dengan ketegangan. Hingga tak sempat mendokumentasikan rute jalan.

Kuperhatikan map , rutenya membentuk gerigi gergaji, tikungan-tikungan curam, jalan sempit yang harus mepet sisi jalan. sesekali berpapasan dengan truk pembawa barang dan motor yang ngebut .

Mulutku terus membaca doa dan dzikir , sambil memperhatikan jalan dan menenangkan pak sopir. Sesekali ketemu pemukiman penduduk, lalu hutan lagi. Ternyata Jonggol luas , masih banyak lahan kosong, semak dan hutan rimbun . Sempat kutemui bangunan seperti pabrik atau asrama, pesantren tahfidz yang sangat besar dan pedagang duren di tengah hutan.

Jelang magrib, mulailah suasana dalam mobil kurang nyaman. Tercium aroma buah sawo yang sangat manis. Kuperhatikan sekeliling area mobil, tak ada apa-apa.

Aroma sawo manis ini dari mana? pikirku sambil terus sesekali melongok ke kursi belakang . Hanya ada alat sholat di kursi dan di bagasi hanya ada singkong dan daunnya. Kenapa sawo manis ini terus mengikuti?

Kami tak bawa sawo, tak terlihat ada pohon sawo di luar karena sudah mulai gelap Terus kubaca ayat kursi, sholawat , doa perjalanan, dan dzikir rutin untuk menenangkan hati dan mohon penjagaan Allah SWT.

Akhirnya kami menemukan musholla untuk sholat magrib yang sudah hampir setengah 7 malam. . Setelah sholat, aku bertanya pada seoranag bapak muda yang sedang duduk di teras depan musholla berdua anaknya yang berusia sekitar 3 tahun.

" Pak, benar ini arah ke jalan raya Jonggol?" tanyaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun