Persaingan bisnis kartu kredit cukup ketat saat ini mendorong bank penerbit sering mengeluarkan promosi reward point yang besar atau diskon istimewa dari para merchant. Sekarang pun ada lagi promosi cash back pembayaran melalui payment gateway di toko online yang menjamur saat ini.
Kuncinya, belanjalah sesuai kemampuan dan prioritas anggaran yang cermat dan rasional. Buang jauh pola hidup konsumtif yang emosional. Sebelum membeli, pertimbangkan berulang kali apakah itu suatu kebutuhan atau sekedar keinginan. Lunaskan bersih tagihan kartu kredit setiap bulannya.
Ketika jeratan hutang kartu kredit sudah telanjur melilit leher, bagaimana kita membebaskan diri?
Ketika situasi seperti ini sudah menimpa, maka "diet ketat" belanja menjadi tindakan mutlak agar segala "penyakit kronik" dan "lapisan lemak" hutang tersebut bertahap luntur. Terus menerus dilakukan hingga "tensi" aliran dana keuangan pulih kembali.
Beberapa cara yang bisa dilakukan.
Pertama, menjual asset yang dimiliki untuk melunaskan hutang. Bisa berupa kendaraan bermotor, atau barang lain apapun yang masih laku dijual, jam tangan, sepatu, tas atau apapun.
Cara berikutnya, mengkonversi dengan sumber pinjaman lain yang bunga nya lebih lunak, agar porsi hutang pokok dapat terbayarkan sedikit demi sedikit.
Ingatlah untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama ketika beban cashflow terasa mulai nyaman.
Jadi kedepannya, miliki dan laksanakan lah anggaran rumah tangga yang bijak. Bentuk dan bangunlah akumulasi tabungan dan investasi agar tercapai target masa bebas finansial di usia sebelum lanjut.
Berpandanganlah jauh kedepan untuk mempersiapkan usia baya yang makmur sejahtera penuh nikmat. Miliki proteksi penghasilan dari asuransi bagi tanggungan keluarga terkasih, selama Anda dalam perjalanan menuju tahap bebas finansial tersebut. Ketenangan pikiran karena keuangan beres menjadikan fisik semakin sehat.
Kutipan dari Charles A. Jeffe, "Bukan gaji dan tingkat penghasilan yang membuat Anda sejahtera, melainkan pola belanja Anda"