Mohon tunggu...
Helmy Hananto
Helmy Hananto Mohon Tunggu... -

Perencana Keuangan. Certified Financial Planner (CFP), Associate Estate Planning Practitioner (AEPP), Chartered Accountant (CA)

Selanjutnya

Tutup

Financial

Membebaskan Diri dari Jeratan Utang Kartu Kredit yang Melilit hingga Leher

29 Oktober 2018   09:31 Diperbarui: 29 Oktober 2018   11:42 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu musibah selalu tidak terduga namun sebenarnya dapat diantisipasi.

Risiko musibah merupakan sesuatu yang melekat sepanjang hidup kita. Sedang bersantai di kamar tidur pun tidak tertutup kemungkinan tiba-tiba bangunan runtuh akibat gempa.

Risiko musibah dapat di minimalisir dampak kerugian ekonominya secara signifikan dengan perlindungan asuransi. Penggantian dana dari perusahaan asuransi memungkinkan kita untuk bangkit kembali, tidak memberatkan kerabat atau menyusahkan keluarga terkasih yang menjadi beban tanggungan.

Dalam anggaran pribadi terutama keluarga muda yang baru menapak, memiliki proteksi asuransi jiwa memiliki prioritas lebih tinggi daripada menabung. Jika musibah terjadi tanpa ada asuransi, akumulasi tabungan dan harta biasanya tidak mampu berbuat banyak. 

Bila beban premi asuransi dirasa masih tinggi karena level pendapatan masih relatif rendah, mulai lah dengan limit pertanggungan yang lebih rendah. Masih lebih aman mempunyai asuransi dengan nilai pertanggungan rendah ketimbang tidak ada proteksi sama sekali.

Tanpa proteksi asuransi, risiko musibah adalah bagai bom waktu yang mengintai setiap saat. Insurance awareness masyarakat kita saat ini masih relatif cukup rendah dibanding negara maju, namun sudah menunjukkan trend meningkat.

Penyebab berikut pembayaran hutang kartu kredit macet adalah kerugian bisnis akibat perhitungan yang meleset.

Pada asumsi awal diyakini ada sejumlah penghasilan masuk dengan margin keuntungan yang lebih besar daripada biaya bunga kartu kredit. Namun realisasinya ternyata tidak sesuai harapan.

Rugi dan untung dalam bisnis adalah soal lumrah. Namun yang berbahaya adalah jika dana yang dipertaruhkan terlalu besar dibandingkan dengan asset yang dimiliki. Hindarkan over optimism. Lakukan pinjaman dengan risiko yang terukur. Tumbuhkan bisnis secara proses organic dan bertahap, dan tidak berharap instant lekas kaya. Jika ada proyek besar dengan modal besar pula, sebarkan kan lah risiko dengan beberapa investor lain.

Penyebab terakhir adalah pola konsumsi yang berlebihan diatas kesanggupan, yaitu belanja dengan pola cicilan yang akhirnya menumpuk berakumulasi sehingga total angsuran akhirnya menjadi sama besarnya dengan pendapatan. Problema kemudian muncul ketika hilangnya sebagian sumber pendapatan. Besar pasak daripada tiang.

Untuk keperluan belanja sehari-hari, kartu kredit itu ibarat pisau bermata dua. Jika mahir menggunakannya, banyak sekali manfaat kartu kredit. Selain aman karena tidak perlu membawa tunai, juga ada tenggang waktu pembayaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun