Sosok itu pun mengikuti kemana Heloise pergi. Heloise menyusuri gang kecil, tikungan-tikungan serta jalan bebatuan yang tidak rata. Hingga sebuah tangan tiba-tiba membekapnya dan membawanya ke sudut gang paling kecil yang jarang sekali dilalui. Ia pun meronta-ronta, tangannya mengais-ngais udara sebelum dirinya berhadapan dengan makhluk sempurna bak malaikat.Â
Namun Isse terlalu pintar untuk dibodohi, makhluk itu bukan seorang malaikat, mungkin lebih tepat di sebut sebagai Fallen Angel atau malaikat yang jatuh atau terbuang, hingga sampai saat ini sudah tercemar bahkan menjelma menjadi dosa itu sendiri.
Dengan tatapan dingin dan was-wasnya Heloise berkata "Ada urusan apa anda kembali tuan?" sosok itu pun tidak merasa risih, marah atau terintimidasi atas perlakuan Isse.Â
"Sudah lebih dari 300 tahun saya mencari anda Putri Heloise Reinfield. Ah tidak, bukan Reinfield tapi Bennet. Heloise Joseph Bennet" ucapnya diiringi suara tawa yang berdengung bak gemerincing lonceng natal.Â
Jika saja makhluk dihadapannya bukan makhluk yang ia anggap sebagai musuh, mungkin dirinya akan terpikat dengan pesona sosok yang dikenalnya ini. Ise pun mengeratkan kedua tangannya "Jaga ucapan anda Tuan, saya Heloise Ruch Reinfield dan bukan Joseph Bennet.
Anda salah orang sepertinya" desis Isse sembari memicingkan matanya. Sekali lagi sosok itu pun tertawa bahkan tawanya saja mampu membius kesadarannya untuk sesaat.
"Saya hidup lebih dari 300 tahun Putri, mengapa anda meragukan kehidupan saya yang abadi? Saya telah mempelajari segala hal dari berbagai peradaban, apakah hal itu tidak cukup membuat anda percaya?"
Beberapa minggu setelah pertemuannya dengan sang keturunan Ratu Elizabeth dan mendengar kebenarannya secara langsung, sesuatu di dalam diri Isse memberontak ingin dilepaskan.Â
Heloise sudah kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Tepat tengah malam ini, bulan darah pun akan terjadi, bulan purnama merah darah hanya terjadi dalam kurun waktu 195 tahun sekali dan dampaknya akan sangat buruk bagi kelangsungan hidup manusia.Â
Akan tetapi memberikan kekuatan yang tak terbatas bagi kaum immortal. Isse di landa rasa panik yang hebat, semenjak pertemuannya dengan Pangeran Marquoes tanda-tanda perubahan itu sudah mulai terjadi.Â
Ia lebih sering mengurung dirinya di dalam rumah dengan alasan penyakit anemianya makin memburuk. Ia sangat kebingungan jika suatu hari nanti ia benar-benar kehilangan dirinya yang sejati, alasan apa lagi yang akan digunakannya untuk menutupi keadaannya atau bahkan dirinya yang tidak lagi mempunyai keriput atau tanda-tanda penuaan pada tubuh fisiknya.