Upacara tersebut tidak hanya dihadiri keluarga kerajaan saja, melainkan para kerajaan tetangga turut menghadiri upacara tersebut.Â
Dari halaman pemakaman, terlihat dimana peti kaca yang berlapis emas dan bertahtakan batu rubi di arak menuju Altar oleh pihak gereja dan beberapa anggota kerajaan. Disana terbaring Pangeran Philip Joseph Bennet yang kematiannya tidak wajar, terdapat dua lubang kecil yang cukup dalam menganga dilehernya.
Para rakyat pun percaya bahwa kota ini terkutuk dengan adanya kutukan Ratu Elisabeth sebelum ia di bakar hidup-hidup.Â
Tapi bukankah hanya keturunan perempuan dari Raja Joseph? Yang tidak diketahui rakyat adalah bahwa setiap kerajaan mempunyai cerita kelam yang sengaja di tutup rapat atau bahkan di hapus dari sejarah.Â
Upacara tahunan ini diadakan untuk memperingati atau lebih tepatnya lagi mencegah hal buruk akan kutukan sang Ratu terjadi. Sejauh ini masih aman, namun kematian sang Pangeran satu tahun lalu, tidak dapat memungkiri ketakutan dan kecemasan rakyat yang menyeruak hingga ke kerajaan utama di London.Â
Kumpulan para gadis bangsawan mulai menjual bahan gosip untuk pertukaran popularitas mereka dikalangan sosialita, semakin panas berita tersebut maka semakin mahal harga diri mereka. "Pangeran yang malang, apakah dia akan menjadi zombie atau mayat hidup?" ungkap Lilyana salah satu dari gadis-gadis bangsawan yang turut menghadiri upacara pemakaman.
Luciana kembarannya memutar bola matanya keatas seraya berkata "Tutup mulutmu Lil, kita sedang berada di lingkup kerajaan. Dimana tata kramamu?" Lilyana hanya mendengus.Â
"Hey hentikan perdebatan kalian, sangat memalukan terlibat perdebatan dengan sahabat kalian yang kembar" sahut Isse-Heloise sembari membenarkan jubah merahnya. Sinar matahari yang cukup terik membuat Isse bergerak gelisah dan rasanya, hampir seluruh tubuhnya seperti terbakar di atas perapian.
"Bolehkah aku berteduh? Kau tau anemia ku kambuh? Aku tidak tahan berlama-lama di bawah teriknya matahari" Ucap Heloise pada si kembar L.Â
Lilyana dan Luciana cukup mengerti dengan kondisi sahabat mereka, Isse. Mereka membiarkan Heloise menepi dan meninggalkan upacara pemakaman terlebih dulu.Â
Heloise berjalan jauh meninggalkan kerumunan orang-orang yang mengikuti upacara pemakaman. Tanpa ia sadari, ada yang telah mengamatinya selama perayaan berlangsung.Â