Louis mengendurkan cengkramannya, ia menjerit pilu menyaksikan kedua orang yang paling ia cintai tersiksa dengan sadis di depan matanya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Joseph yang menghunuskan belatinya tepat di dada Louis.
"Tidaaaaaak!!! Yang Muliaaaaa!!!" Teriak Elisabeth histeris, yang melihat suaminya dilenyapkan.
"Ayaaaaaahhhh" Jerit Marquoes yang melihat Ayahnya tewas ditangan mantan penasihat keluarga kerajaan.
Elisabeth menjadi sangat murka, ia mengucapkan mantra-mantra terlarang dan mengutuk keturunan Joseph menjadi seorang immortal berhati iblis, yang haus akan darah hingga tak segan untuk menghabisi dirinya beserta keluarga Joseph yang lainnya.Â
Akan tetapi kutukan itu hanya bisa di cabut oleh Elisabeth sendiri dan tentu saja keturunan Elisabeth "Aku mengutuk keturunan perempuanmu menjadi makhluk abadi berhati Iblis yang haus akan darah, Joseph. Kau akan membayarnya! Hanya aku dan keturunan ku lah yang dapat mencabut kutukan itu"Â
Suara Elisabeth menggema sampai sudut kota, ratusan gagak berterbangan di sekitar kerajaan diikuti tiupan angin yang tak biasa, beserta awan kelabu menutupi kota tersebut, seakaan menerima permohonan sang Ratu sebelum api besar berwarna merah yang membubung tinggi hampir mencapai langit menjilat dirinya hingga kematian dengan senang hati menciumnya.Â
"Bunuh sang Pangeran !!!" Perintah Joseph tegas pada sang Algojo. Kemudian terdengar tebasan dari pedang milik sang Algojo.Â
Selesai melakukan tugasnya, Algojo tersebut melemparkan jasad Pangeran keperapian. Seketika lidah api berwarna biru menyalak-nyalak tinggi sebelum akhirnya lenyap menjadi asap kelabu.
1705
Gema lonceng kapel gereja berdengung beberapa kali disekitaran kota Boston, menandakan upacara atau perayaan-perayaan besar sedang berlangsung.Â
Beberapa kerumunan berjubah merah memenuhi sudut kota, untuk mengikuti upacara yang sudah ada sejak empat abad lalu semenjak kutukan Ratu Elisabeth melingkupi kota ini.Â