Ini membuat ia memiliki ide mengirimkan tulisannya tentang bidang yang disenanginya sosial politik, komunikasi, dan hukum. Tulisan populer yang dirangkai sebagus mungkin tidak mendapat balasan dari tim produksi. Akhirnya, ia memagari jiwa dan ras ingin tahunya dengan menekuni hobi menonton. Ia menghabiskan sepanjang hari menonton, membaca dan bergilir hingga satu titik yang membuat ia berubah.
***
"Ira, mau jadi penyiar radio?"
"Di mana?"
"Ini deket kok. Kamu bisa kirim CV biar aku yang usulin"
"Ok, thanks ya, bye"
Titik memuakkan di dalam hidupnya pun terus berjalan, tetapi responsnya sudah berbeda. Menjadi penyiar radio membuat Nadira bisa melanjutkan S2nya sembari bekerja paruh waktu. Ia juga mengudarakan segala uneg-unegnya dengan membaca tulisannya yang beberapa kali di tolak oleh penerbit. Ia membebaskan resahnya.Â
***
"Jati, kapan bisa jenguk ayah di sini?"
"'Aduh Bu, Jati jadwalnya lagi padat banget"
"Cuti sehari aja"