"Hah! Calon mantu siapa?" sambarku kaget.
"Ibu bilang apa? Salon Mbak Tun kan?"
"Astaga Bu"
"Heh, kamu salah dengar ya?"
"Ibu yang ngawur"
"Oh, ya sudah. Kamu coba daftar dulu gih"
"Jati mau kuliah, titik."
"Yowes, terserah deh. Maksud ibu ngisi waktu kosong dulu aja"
***Â
Di sebuah wawancara kerja, Nadira ditawarkan jadi asisten kontrak. Ia menolak tawaran pertama karena merasa tidak sesuai dengan bayaran kerja kerasnya saat kuliah dulu. Â Namun, satu-satunya perusahaan yang menrima lamarannya saat itu sia-sia juga.Â
Ia bersikeras mampu memperoleh kedudukan yang layak. Di angkutan umum seseorang yang samar-samar dikenalinya memulai untuk menyapa, "Kuala?". Ia sontak kaget, setelah berkenalan ternyata itu adalah teman SD-nya dulu. Jaya bekerja di sebuah perusahaan pengiriman barang selama 3 tahun. Setelah bercerita, Nadira merasa prihatin karena Jaya putus sekolah karena biaya. Nadira pun bertekad untuk bekerja lebih keras mendapat pekerjaan yang layak baginya.