Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bebaskanlah

23 Juni 2021   07:00 Diperbarui: 23 Juni 2021   07:54 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hah! Calon mantu siapa?" sambarku kaget.

"Ibu bilang apa? Salon Mbak Tun kan?"

"Astaga Bu"

"Heh, kamu salah dengar ya?"

"Ibu yang ngawur"

"Oh, ya sudah. Kamu coba daftar dulu gih"

"Jati mau kuliah, titik."

"Yowes, terserah deh. Maksud ibu ngisi waktu kosong dulu aja"

*** 

Di sebuah wawancara kerja, Nadira ditawarkan jadi asisten kontrak. Ia menolak tawaran pertama karena merasa tidak sesuai dengan bayaran kerja kerasnya saat kuliah dulu.  Namun, satu-satunya perusahaan yang menrima lamarannya saat itu sia-sia juga. 

Ia bersikeras mampu memperoleh kedudukan yang layak. Di angkutan umum seseorang yang samar-samar dikenalinya memulai untuk menyapa, "Kuala?". Ia sontak kaget, setelah berkenalan ternyata itu adalah teman SD-nya dulu. Jaya bekerja di sebuah perusahaan pengiriman barang selama 3 tahun. Setelah bercerita, Nadira merasa prihatin karena Jaya putus sekolah karena biaya. Nadira pun bertekad untuk bekerja lebih keras mendapat pekerjaan yang layak baginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun