Baru pagi sekali Dini sudah merajuk. Ia memoncongkan bibir 2 cm lebih menonjol dari batang hidungnya. Aku sudah berkali-kali memperingatkan Dini untuk berhenti melakukan hal seperti itu di pagi hari. Kata sesepuh hal itu mendatangkan kesialan di sepanjang hari.Â
Namun, saya merasakan perbedaan yang tidak sesuai dengan petuah sesepuh. Justru Dini terlihat sangat semangat setelah pukul 10 pagi. Aku membiarkan ia sendiri di sofa. Mulutnya yang spontan di pagi hari lama-lama membuatku terbiasa.
"Zakara"
"Iya..."
"Makanan di kulkas habis..."
"Iya..."
"Bukan pertanyaan Sentara"
"Iya..."
"Kamu di mana"
"Iya..."
"Pikun ya?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!