Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bukan Fatamorgana, Misteri Seikat Bunga

9 Juni 2020   07:30 Diperbarui: 11 Juni 2020   20:12 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seikat bunga yang telah layu. (sumber: pxhere.com)

Harapan sederhana kusampaikan pada bintang yang terang di langit hitam. Semoga aku bertemu dengannya dalam perkenalan yang panjang. Tidak berharap dalam waktu yang sama mati tetapi awet seperti sepasang tua yang kujumpai hari ini.

Terukir lengkungan senyum di wajahku, sukar untuk kulupakan. Hanya malam gelap yang saksikan meski aku tidak selalu berharap bahwa ia akan kembali menjenguk.

Chapter 8, Bagaimana mungkin anak perempuan dan ibu yang berbelanja baju itu berhubungan dengan surat ini. Laki-laki penggemar baju kaos biru dongker itu ada hubungannya dengan seikat bunga ini.

Sepasang tua yang pernah berkenalan denganku, menjengukku saat terjatuh apakah terhubung dengan pelunasan biaya rumah sakit? Seperti misteri yang belum kuselesaikan untukmu. Juga fatamorgana yang kau tinggalkan untukku. Malam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun