"Di Melbourne, tong sampah itu bak prajurit yang setia, menjaga benteng rumah dari serangan sampah liar."
Sistem ini begitu efisien, hingga sampah yang terkumpul setiap minggunya langsung diolah, baik menjadi kompos, energi, atau produk daur ulang lainnya.
"Di Ambon, mungkin kita butuh lebih dari sekadar prajurit---kita butuh panglima yang tegas, yang berani menata ulang strategi perang melawan sampah."
Bayangkan jika di Ambon diterapkan sistem seperti ini, dengan pengawasan yang ketat dan dukungan penuh dari masyarakat. Bukan tak mungkin Adipura akan kembali ke pelukan kita dan Ambon bersih, dan segar.
Namun, untuk sampai ke sana, kita butuh lebih dari sekadar rencana di atas kertas. Kita butuh aksi nyata, kolaborasi, dan komitmen dari semua pihak.
Sebuah pepatah bilang, "Air tenang menghanyutkan, air keruh menenggelamkan." Artinya, kita tak boleh lagi tenang dengan kondisi yang ada. Kebersihan Ambon perlu diperjuangkan, bukan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan.
Dan untuk menutup refleksi ini,sebuah pantun mungkin bisa menggugah:
Di pasar pagi beli ikan segar,
Ikan dibersihkan di atas papan.
Ambon manise janganlah pudar,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!