Mohon tunggu...
Helda Ariska
Helda Ariska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Status: Mahasiswa Angkatan : 1 genap Program studi: Sistem Informasi Fakultas: Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Conflict Management

28 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 28 Juli 2021   23:22 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by: https://bestpractice.biz/

28-07-2021 oleh Helda Ariska Mahasiswa Universitas Siber Asia.

  • Untuk memahami lebih jauh mengenai Manajemen konflik, berikut adalah pengertian dari beberapa para ahli:
  • Howard Ross

Menurut Howard Ross pengertian manajemen konflik adalah langkah-langkah yang diambil pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin/ tidak menghasilkan akhir berupa penyelesaian konflik, dan mungkin/ tidak menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat atau agresif.

  • Minery

Menurut Minery pengertian manajemen konflik adalah suatu proses rasional yang sifatnya iteratif, dimana proses tersebut terjadi secara terus-menerus mengalami penyempurnaan hingga tercapai model yang representatif dan ideal.

Menurut pandangan pribadi penulis dapat disimpulkan sebagai berikut:

Apa itu Manajemen?

Manajemen merupakan sebuah proses dimana seseorang mampu mengatur segala sesuatu yang akan dilakukan individu maupun kelompok dengan tujuan dapat tercapainya hasil yang efektif dan efisien.

Apa itu Konflik?

Konflik merupakan hambatan dalam proses pelaksanaan sebuah tugas sebagai pencapaian suatu  tujuan. Ada juga pengertian konflik dalam suatu organisasi yaitu terdapat perbedaan pendapat atau pertentangan dalam menjalankan tugas untuk melaksanakan visi dan misi dari sebuah organisasi.

Apa saja yang sering terjadi ketika terjadinya konflik?

  • Tidak adanya suatu keharmonisan.
  • Terjadinya suatu pertentangan.
  • Tidak dapat mencapai sebuah kesepakatan.

Unsur-unsur terjadinya suatu Konflik.

Aktor    : Setidaknya terdapat dua pihak yang bersengketa.

Obyek   : Terdapat obyek yang dipertentangkan misalnya Kebijakan, tatalaksana, tatacara, tujuan dan hasil.

Situasi  : Aturan yang berlaku atau budaya kerja yang berlaku.

Penyebab terjadinya suatu Konflik

  • Perbedaan kepentingan.
  • Pemahaman.
  • Cara pandang.
  • Tujuan.
  • Dll

Lingkup Konflik

  • Antar Individu.
  • Internal Tim Kerja.
  • Internal organisasi.
  • Eksternal antar organisasi.

Jadi, semakin luas ruang lingkup konflik semakin kompleks permasalahan dan semakin sulit mencari solusi.

Tingkatan Konflik

  • Tingkat kebijakan : adanya konflik kepentingan
  • Tingkat Manajemen pelaksanaan kebijakan: adanya konflik strategi penggunaan sumber daya.
  • Tingkat Pelaksanaan Program: adanya konflik prioritas alokasi sumber daya.
  • Tingkat Pelaksanaan Kegiatan: adanya konflik tatalaksana dan tatacara pelaksanaan.

Faktor-faktor penyebab terjadinya Konflik

  • Skala konflik : Semakin luas skala konflik semakin kompleks dampak negatif yang ditimbulkan.
  • Lokus konflik: Semakin luas lokus konflik semakin banyak yang terlibat sehingga semakin banyak yang merasakan dampak negatifnya.
  • Tingkatan konflik: Semakin tinggi tingkatankonfliknya semakin sulit dan kompleks masalah yang ditimbulkan.

Dampak-Dampak Konflik

Dampak Konflik terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Dampak Langsung:

  • Tercipta kondisi lingkungan organisasi yang kurang kondusif.
  • Terganggunya mekanisme kerja tim work karena terhambatnya hubungan kerja antar anggota tim.

2. Dampak tidak langsung:

  • Terhambatnya proses pencapaian tujuan organisasi.
  • Menurunnya kinerja organisasi.

Lalu apa yang dimaksud dengan Manajemen Konflik?

Manajemen Konflik adalah sebuah kendali seseorang atau kelompok untuk mencegah suatu perselisihan/konflik yang tidak diinginkan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen konflik bisa juga sebagai proses aksi dan reaksi secara rasional dalam rangka mengendalikan kondisi.

Apa Tujuan Manajemen Konflik?

Pada Manajemen Konflik tentu memiliki tujuan yang akan dijadikan sebagai acuan individu/kelompok, tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencegah dan mengelola konflik di dalam dan di luar organisasi.
  • Meningkatkan kesadaran seseorang atau karyawan akan peranan pemimpin untuk dapat menyelesaikan konflik, masalah atau hambatan guna pencapaian tujuan organisasi.
  • Mencegah terjadinya gangguan terhadap anggota organisasi, sehingga dapat fokus kepada visi dan misi organisasi.
  • Meningkatkan kreatifitas anggota organisasi dengan mengambil manfaat dari konflik yang terjadi.
  • Membangun rasa saling menghormati antar sesama anggota organisasi dan menghargai keberagaman.

Manfaat Manajemen Konflik pada perusahaan

Mengacu pada pengertian Manajemen konflik, secara organisasi yang berorientasi pada keuntungan jangka panjang tentunya wajib menerapkan Manajemen konflik guna terjaganya keharmonisan suatu perusahaan. Berikut adalah manfaatnya:

  • Evaluasi sistem

Sebuah kelompok organisasi tidak akan bisa melakukan evaluasi terhadap sistem apabila tidak terjadi konflik. Oleh karena hal tersebut organisasi akan dapat melakukan identifikasi apakah sistem yang diterapkan berjalan dengan baik atau perlu perbaikan.

  • Mengembangkan kompetensi

Sebuah penanganan manajemen yang baik tentu saja akan meningkatkan serta mengembangkan kompetensi sebuah organisasi, khususnya pada kompetensi non-teknis. Dengan strategi manajemen konflik yang tepat maka kemampuan organisasi dalam menangani konflik internal akan semakin kuat.

Strategi Manajemen Konflik

Menurut Stevenin, ada lima langkah mendasar dalam memahami manajemen konflik yaitu sebagai berikut:

  • Pengenalan

           Mengenali permasalahan yang terjadi, kepada siapa serta memahami kondisi sekitar.

  • Diagnosis

           Untuk dapat menerapkan manajemen konflik tentu kita harus bisa menganalisa penyebab terjadinya konflik.

  • Menyepakati Solusi

           Setelah melakukan sebuah pengenalan dan mendiagnosis suatu konflik organisasi harus mampu menentukan solusi yang                          paling tepat guna untuk kepentingan bersama.

  • Pelaksanaan

           Selanjutnya dilakukan pelaksanaan kesepakatan tersebut dan seluruh anggota organisasi yang terlibat pada konflik serta harus              dapat dipastikan bahwa kesepakatan yang sedang dilaksanakan tidak akan menimbulkan konflik dimasa yang akan datang.

  • Evaluasi

           Evaluasi adalah hal terpenting untuk mengetahui apakah pelaksanaan kesepakatan telah berjalan dengan baik atau tidak. Jadi                   tujuan evaluasi adalah sebagai cara alternatif yang dapat dilakukan untuk konflik lain yang mungkin saja terjadi.

Tipe Manajemen Konflik

Menurut Dawn M. Baskerville, ada enam tipe manajemen konflik, yaitu:

  • Avoiding

           Individu atau organisasi pada umumnya cenderung menghindari konflik. Berbagai hal sensitif dan berpotensi menyebabkan                    konflik sebisa mungkin dihindari. Ini merupakan cara yang paling efektif menjaga lingkungan terhindar dari konflik terbuka.

  • Acomodating

          Ini merupakan kegiatan mengumpulkan berbagai pendapat dari banyak pihak yang terlibat dalam konflik. Dengan                                         mengumpulkan pendapat, maka organisasi dapat mencari jalan keluar dengan tetap mengutamakan kepentingan salah satu                     pihak yang berkonflik.

          Namun cara ini masih sering terjadi konflik baru yang muncul sehingga masih perlu dilakukannya evaluasi.

  • Compromising

          Berbeda dengan acomodating, cara compromising cenderung memperhatikan pendapat dan kepentingan semua pihak.                               Kompromi merupakan cara penyelesaian konflik yang melakukan negosiasi pada pihak-pihak yang berkonflik dan mencari jalan           tengah bagi kebaikan bersama.

          Cara seperti ini dapat menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan konflik yang baru.

  • Competing

           Ini adalah cara menyelesaikan konflik dengan mengarahkan pihak yang berkonflik untuk saling bersaing dan memenangkan                    kepentingan masing-masing.

  • Colaborating

           Kolaborasi adalah cara menyelesaikan konflik dengan bekerjasama untuk memperoleh hasil yang memuaskan karena semua                    pihak bersinergi dalam menyelesaikan masalah dengan tetap memperhatikan kepentingan semua pihak.

           Kepentingan pihak-pihak yang berkonflik tercapai dan menghasilkan win-win solution.

  • Conglomeration (Mixtured Type)

           Ini merupakan penyelesaian konflik dengan mengkombinasikan kelima tipe manajemen konflik di atas. Tipe manajemen                           konflik yang satu ini membutuhkan waktu dan tenaga yang besar dalam proses penyelesaian konflik.

Demikian artikel ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun