Untuk dapat menerapkan manajemen konflik tentu kita harus bisa menganalisa penyebab terjadinya konflik.
- Menyepakati Solusi
      Setelah melakukan sebuah pengenalan dan mendiagnosis suatu konflik organisasi harus mampu menentukan solusi yang              paling tepat guna untuk kepentingan bersama.
- Pelaksanaan
      Selanjutnya dilakukan pelaksanaan kesepakatan tersebut dan seluruh anggota organisasi yang terlibat pada konflik serta harus        dapat dipastikan bahwa kesepakatan yang sedang dilaksanakan tidak akan menimbulkan konflik dimasa yang akan datang.
- Evaluasi
      Evaluasi adalah hal terpenting untuk mengetahui apakah pelaksanaan kesepakatan telah berjalan dengan baik atau tidak. Jadi          tujuan evaluasi adalah sebagai cara alternatif yang dapat dilakukan untuk konflik lain yang mungkin saja terjadi.
Tipe Manajemen Konflik
Menurut Dawn M. Baskerville, ada enam tipe manajemen konflik, yaitu:
- Avoiding
      Individu atau organisasi pada umumnya cenderung menghindari konflik. Berbagai hal sensitif dan berpotensi menyebabkan           konflik sebisa mungkin dihindari. Ini merupakan cara yang paling efektif menjaga lingkungan terhindar dari konflik terbuka.
- Acomodating
     Ini merupakan kegiatan mengumpulkan berbagai pendapat dari banyak pihak yang terlibat dalam konflik. Dengan                     mengumpulkan pendapat, maka organisasi dapat mencari jalan keluar dengan tetap mengutamakan kepentingan salah satu           pihak yang berkonflik.
     Namun cara ini masih sering terjadi konflik baru yang muncul sehingga masih perlu dilakukannya evaluasi.
- Compromising
     Berbeda dengan acomodating, cara compromising cenderung memperhatikan pendapat dan kepentingan semua pihak.                Kompromi merupakan cara penyelesaian konflik yang melakukan negosiasi pada pihak-pihak yang berkonflik dan mencari jalan      tengah bagi kebaikan bersama.
     Cara seperti ini dapat menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan konflik yang baru.
- Competing